Total Tayangan Halaman

Selasa, 21 Desember 2010

tugas nova


Teori dan metodologi sejarah
Dosen pengampu: Bp. Ibnu Sodiq
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Sejarah



Oleh:
Nova Yuhansih (3150408015)



Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang

  1. Hakikat Sejarah, Makna, dan Nilai

Sejarah adalah “dongeng” atau cerita belaka. Apa yang di ceritakan tidak lain adalah pengalaman tentang kejadian masa lampau manusia (past human event).
Pada dasarnya sejarah adalah ilmu pengetahuan (science). Sejarah berarti catatan masa lampau. Menurut Gilbert J. Garraghan, S.J., dibedakan menjadi 1. Kejadian masa lampau manusia, aktualitas masa lampau, 2. Catatan aktualitas masa lampau, 3. Proses dan teknik pembuatan catatan.
Sejarawan dan peneliti harus menyelidiki terhadap bukti yang dikumpulkan dan kesaksiannya. Akhirnya di temukannya mana sumber yang asli (authenticity) dan kesaksian yang kompetensinya tinggi, kesaksian terpercaya (credible), kesaksian yang sesungguhnya disampaikan atau tidak.
Sejarawan mencari catatan dan peninggalan benda sejarah, menguji dan menyelidiki, merekontruksi masa lampau dari bukti-bukti yang di temukan. Kemudian mencatat dan mengekspresikan dalam tulisan apa yang di temukan lalu di simpulkan.
Sejarah mempelajari keunikan, karena waktu dan ruang(time and space) selalu membedakan dan itu yang membuat aktivitas sosial menjadi unik (A. Marwick, 1971: 97-129).
Sejarah tetap memgacu pada aktivitas sosial yang signifikan dalam hubungan sebab yang dikondisikan dalam waktu dan tempat. Kualifikasi seorang sejarah seperti dikatakan Cicero bahwa sejarah adalah magistra vitae dan testis temporum maka yang dicari sejarawan adalah kebenaran (truth) . seorang sejarawan harus takut pada kepalsuan dan tidak takut pada kebenaran.

  1. Teori dan Metodologi
Karya pertama, penulis sekedar menceritakan kejadian serta prosesnya, tanpa menjelaskan mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tanpa memperhatikan bentuk, pola, kecenderungannya, sedangkan karya kedua, penulis menjelaskan asal mulanya (genesis), sebab-sebabnya (causes), kecenderungannya (trend), kondisional dan kontekstual serta perubahannya (changes). Yang sangat penting adalah analesis peristiwa sejarah itu dilakukan dengan mengaitkan masalah sosial, politik, cultural, dll.
Alat analesis harus disesuaikan dengan objek yang diteliti, artinya alat itu cocok atau tidak. Kalau tidak cocok harus tidak dipaksakan. Selanjutnya untuk membuat analisis diperlukan kerangka pemikiran yang meliputi konsep dan teori. Penggarapan sejarah memerlukan metode, metodologi, dan teori. Metodologi sebagai ilmu dan pemikiran tentang metode tidak dapat dipelajari tanpa mengangkat masalah teoritis dan konseptual.
Metode adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan objek. Juga dikatakan bahwa metode adalah cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu system yang terencana dan teratur.
Teori adalah kaidah yang mendasari suatu gejala dan sudah dilakukan verifikasi. Pada dasarnya teori merupakan ide-ide yang terorganisasikan mengenai suatu kebenaran, yang ditarik dari sejumlah fakta yang berhubungan dengan itu.
Filsafat menekankan epistemology (teori pengetahuan), ontology (kajian tentang hakikat keberadaan (being) dan asumsi tentang hakikat pengetahuan yang mendukung teori dan metodologi dari suatu diskursus tertentu.
Yang dimaksud fakta:
  1. Perbuatan yang telah dilakukan (deed) dalam tindakan (action) dan tingkah laku (conduct)
  2. Suatu yang benar-benar ada
  3. Suatu yang benar-benar terjadi dan keberadaannya diperkuat oleh bukti (evidence)
  4. Bagi sejarawan fakta merupakan suatu keharusan.
Konsep adalah sebuah opini universal sebagai konstruksi generalisasi yang diabstraksikan dari aturan-aturan suatu objek.
Beberapa Jenis Konsep
Jenis- jenis konsep dilakukan oleh Fraenkel(, 1980:59), sebagai berikut:
  1. Konjungtif
Konsep ini selalu menhubungkan sesuatu yang dipastikan oleh keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada.
  1. Disjungtif
Konsep tentang arsip bisa berarti gedung tempat penyimpanan arsip, tetapi juga dokumen atau catatan itu sendiri
  1. Rasional
Hubungan khusus antara satu atau lebih dan dinyatakan secara numeric sebagai suatu rasio atau produk
  1. Deskriptif
Digunakan sejumlah konsep,tetapi apa yang di gambarkan memberikan
karakteristik yang di katagorisasikan
  1. Valuatif
Konsep kiri kanan,besar kecil,baik buruk,alim nakal,mengandung evaluasi yang memberi kesan setuju tidak setuju,perasaan positive negative
  1. Campuran
Kombinasi konsep valuatif dan deskriptif banyak di gunakan, konsep konsep di atas mampu menghubungkan keragaman luas individu yang terpisah pisah dalam katagori tertentu dan terencana dengan baik
Ada empat hal yang dapat diterapkan pada semua konsep tanpa melihat cirri karakteristik setiap konsep. Keempat cirri ini diajukan oleh Fraenkel.
  1. Tingkat Abstraksi
  2. Kompleksitas
  3. Diferensiasi
  4. Sentralitas dimensi-dimensi
Frankel juga membuat klasifikasi kegunaan konsep:
  1. Klasifikasi informasi
  2. Identifikasi masalah
  3. Mengulang pola serupa
  4. Memecahkan masalah
  5. Penjelasan yang detil
  6. Membantu manusia lebih cermat
  7. Konotasi negative
  8. Penghubung berbagai disiplin
Bentuk-bentuk generalisasi:
  1. Diskriptif. Hanya semata-mata mendiskripsikan suatu hubungan yang ada
  2. Kausal. Generalisasi yang menyangkut hubungan kausal
  3. Korektif. Generalisasi yang memunculkan korelasi. Kemiskinan memunculkan kerusuhan
  4. Kondisional. Generalisasi sebagai factor kondisional. Jika hasil pertanian meningkat diperkirakan kemakmuran bertambah.
  1. Generalisaisi dalam ilmu sosial dan sejarah
  2. Antropologi, kajian tentang kebudayaan, cara hidup dan hubungan sosial manusia di bumi
  3. Geografi, kajian tempat, saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan
  4. Ekonomi, kajian tentang pilihan, pilihan manusia yang dihadapkan pada tersedianya sumber material yang terbatas dan distribusi untuk mencapai tujuan tertentu.
  5. Politik, kajian tentang kekuasaan, bagaimana kekuasaan diperoleh, didistribusikan, pemilihan pemimpin, konflik politik, dan keputusan-keputusannya
  6. Sosiologi, kajian tentang kehidupan masyarakat atau kelompok bagaimana manusia hidup dalam kelompok, mengapa di bentuk kelompok, dan mengapa mereka hidup dan hubungan sosial mereka.
  7. Psikologi, kajian tentang individu, bagaimana manusia bertindak dan berfikir, merasakan, dan mengapa mereka melakukannya.
  8. Sejarah, pada dasarnya kajian tentang manusia baik individu atau kolektif, tentang apa yang dipikirkan, dikerjakan, dan dirasakan pada waktu-waktu tertentu, serta mengapa dan bagaimana proses manusia mengerjakan, memikirkan, dan merasakan.

Hipotesis adalah dugaan (asumsi) awal tentang suatu hasil yang baru akan dilakukan penelitian. Hipotesis: 1. Proposisi, asumsi, untuk menguji kesesuaian dengan fakta, 2. Prediksi sebagai dasar penelitian lanjutan, 3. Mengatur dan member arah penelitian, 4. Pusat proses berfikir reflektif, 5. Jawaban sementara terhadap suatu masalah.
Beberapa jenis hipotesis:
  1. Hipotesis ideology
  2. Hipotesis konflik kelas
  3. Hipotesis faksi
Model dapat disamakan dengan contoh, pola, eksemplar, paradigma, ideal, cermin, standar. Model merupakan penuntun dalam berfikir.
  1. Heuristik
Menurut terminologinya heuristic, mengumpulkan atau menemukan sumber. Yang dimaksud sumber adalah sejumlah materi sejarah yang tersebar dan teridentifikasi. Catatan, tradisi lisan, runtuhan atau bekas-bekas bangunan prehistori, inskripsi kuna adalah sumber sejarah. Seorang penulis sejarah sekurang-kurangnya harus memiliki:
  1. Kemampuan mengekspresikan pengetahuannya dalam bentuk tulisan atau lisan.
  2. Kemampuan membaca dan berbicara terhadap sumber-sumber yang di olahnya
  3. Kemampuan memahami disiplin lain, terutama ilmu sosial.
  4. Kemampuan pandangan yang luas dan guna memahami apa yang tersurat dan tersirat.
  5. Kemampuan membedakan profesi sejarah dan amatir sejarah.
  6. Pendidikan dan pengalaman yang luas akan menunjang kesempurnaan profesi.
  7. Memiliki etika akademik guna menghindari plagariarisme.
  8. Memiliki kepekaan terhadap kritik dan saran demi perbaikan tulisannya.
  9. Memiliki dedikasi dan intregitas tinggi pada profesi.
Klasifikasi sumber
Untuk mengefektifkan sumber sejarah sebagai bahan penulisan sejarah, maka sumber sejarah harus diidentifikasikan dan diklasifikasikan. Secara garis besar sumber sejarah dapat dibedakan menjadi:
  1. Sumber material atau kebendaan (material sources)
  2. Sumber immaterial atau non kebendaan (immaterial sources)
  3. Sumber lisan (sejarah lisan dan tradisi lisan)
  4. Sumber pertama dan kedua
  5. Depo sumber

  1. Kritik Sumber Sejarah
Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. Adapun caranya adalah dengan menggunakan kritik. Yang dimaksud kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu kejadian.
  1. Dalam penggunaan sumber, sejarawan harus mempertangungjawabkan pengertian: Otentisitas atau asli (genuine) jika benar-benar produk dari orang yang di anggap pemiliknya.
  2. Kredibilitas (credibility).
  3. Intregitas (integrity)
Kritik eksternal adalah usaha mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber. Kritik eksternal mengarah pada pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber.
Kritik internal adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber, artinya apakah isi dokumen ini terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias, dikecohkan, dll. Kritik internal ditujukan untuk memahami isi teks.
  1. Eksplanasi dan kausalitas
Eksplanasi berarti penjelasan. Eksplanasi merupakan tahap penting dalam metodologi sejarah.
Tujuan eksplanasi adalah agar penanya puas dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, hal ini mencakup 5W+1H.
Model penjelasan:
  1. kausalitas
  2. law covering model
  3. hermeneutika
  4. analogi
  5. motivasi
sumber kausalitas berasal dari nilai dan norma dari factor cultural. Dalam ilmu sejarah variasi antarkasus sangat beragam, sehingga kemungkinannya juga sngat beragam. Sifat unik dan spesifik dalam sejarah sangat banyak dan menjadi cirri umum.
  1. Interpretasi
Kedudukan interpretasi diantara verifikasi dan eskposisi. Interpretasi sangat esensial dan krusial di dalam metodologi sejarah. Interpretasi dapat dilakukan dengan analesis dan sintesis. Sintesis berlawan dengan analesis.

  1. Falasi
Mengikuti metode sejarah, kesalahan yang di alaminya juga mengikuti urutan penelitian dan penulisan sejarah. Kesalahan-kesalahan itu meliputi:
  1. Pemilihan tema atau topic
  2. Heuristic (pengumpulan sumber)
  3. Verifikasi ( pengujian)
  4. Interpretasi (penafsiran)
  5. Eksposisi (penyajian)
Kesalahan pengumpulan sumber yang meliputi:
  1. Holisme
  2. Pragmatis
  3. Ad hominem
  4. Kuantitatif
  5. Estetis
Kesalahan penulisan dapat dibedakan:
  1. Narasi
  2. Argument
  3. Generalisasi
Kesalahan umum :
  1. Anakronisme (fallacy of anachronism)
  2. Presentisme (fallacy of presentism)
  3. Antikuarian (fallacy of antiquarian)
  4. Sejarah terowongan (fallacy of tunnel history)
  5. Periodisasi (fallacy of periodization)
  6. Teleskopik (telescopic fallacy)
  7. Berkepanjangan (interminable fallacy)
  8. Kronik (chronic fallacy)
  9. Didaktik (didactic fallacy)
Di dalam sejarah sudah biasa dilakukan penulisan ulang. Hal ini terjadi karena penulisan merupakan dialog antara tulisan yang lama dan yang baru. Sejarah adalah interpretasi yang terus menerus tiada hentinya.
  1. Kategori Sejarah
Perkembangan ilmu sejarah mutakhir dapat mengkategorisasikan sejarah menjadi:
  1. Sejarah sosial
Yang sangat penting diperhatikan dalam sejarah sosial adalah perubahan-perubahannya. Perubahan sosial ternyata mempunyai paradigm
  1. Sejarah politik
Sejarah politik adalah terdepan disbanding jenis sejarah lain. Sejarah politik di definisikan sebagai history of power, kekuasan ada dimana-mana dan sejarawan menulis bukan hanya politiknya tetapi kekuasaanya yang secara vertical berjalan dari sejarah politik pusat sampai tingkat local.
  1. Sejarah ekonomi
Sejarah ekonomi adalah cabang ilmu sejarah, tetapi jenis sejarah ini memerlukan penghitungan kuantitatif. Sejarah ekonomi mempunyai substansi produksi, barang, jasa, pekerjaan, penghasilan, dll, yang dapat di hitung tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.
  1. Sejarah psikologi
Sejarah mentalitas cakupannya: ide, ideology, nilai, sikap, watak, dan mitos. Yang sangat penting dalam sejarah adalah seberapa jauh idea tau semangat berpengaruh terhadap proses sejarah, terutama terhadap aktifitas kelompok.
  1. Sejarah demogarfi
Sejarah demografi mencakup tentang metode kependudukan baru yang menghasilkan kajian kondisi pedesaan, perkawinan dan warisan tanah, kontrasepsi, mobilitas geografis, dan fluktuasi agrarian.
  1. Sejarah budaya dan seni
Dalam kondisi yang serba amburadul maka historiografi sejarah kebudayaan sangat diperlukannya nation and character building secara kontinu. Tema kesenian lebih menonjol karena ini lebih menampakkan dimensi konkret, sedang budaya dalam arti teori yang sebenarnya merupakan landasan dan bersifat abstrak sukar dilakukan.
  1. Sejarah budaya rakyat
Sejarah budaya rakyat adalah genre sendiri. Budaya rakyat adalah budaya masyarakat kecil, terpuruk, dikuasai, diperintah. Wujudnya adalah nyanyian dan tarian ritual, lagu rakyat, cara bicara dan tandang tanduk tertentu.


  1. Sejarah agama
Sejarah yang ideografi menceritakan dan menggambarkan, sedang ilmu sosial yang nomotetis mencari hokum-hukumnya yang berlaku secara umum.
Agama dapat dilihat dari ilmu umum, yaitu empirisnya dan ilmu agama sendiri, yaitu normatifnya. Maksudnya yaitu bagaimana ilmu umum mendekati agama.
  1. Sejarah pemikiran
Sejarah pemikiran adalah stugy sejarah tentang peran idea tau gagasan, atau pemikiran dalam proses sejarah. Jenis pemikiran dibedakan: a. pemikiranb teoritis, 2. Pengetahuan praktis.
  1. Sejarah mentalitas
Sejarah mentalitas mempelajari bagaimana ide berpengaruh pada proses sejarah tertentu. Cakupan sejarah mentalitas terutama mentifact meliputi ide, ideology, nilai, mitos, dan struktur kesadarannya.
  1. Sejarah lisan
Sejarah lisan adalah metode untuk mengumpulkan sumber sejarah atau informasi pada umumnya. Kedudukan sejarah lisan tidak lain adalah sebagai metode untuk mengumpulkan sumber sejarah. Sejarah lisan mampu memperluas cakrawala pandang.
  1. Sejarah local
Sejarah local adalah jenis sejarah yang secara spasial membahas peristiwa-peristiwa yang terbatas pada suatu daerah yang kecil, dari desa sampai tingkat propinsi. Sejarah local atau disebut sejarah dalam skala micro menuntut metodologi tersendiri karena biasanya sumbernya terbatas.
  1. Sejarah nasional
Sejarah nasional adalah proses intregasi politik sehingga terbentuknegara nasional. Proses makro internasional suatu ketika menyilang pada tingkat nasional seperti agama, ideology, imperialism, kesenian, dsb. Demikian pula, makro nasional juga masuk dalam local.
  1. Sejarah keluarga
Sejarah keluarga sangat penting untuk meneliti sejarah local disamping kelengkapan metodologis, konsep antropologis, seperti kinship, patron-client, power, structure, dan organisasi sosial sangat membantu mengamati interaksi sosial antar keluarga.
  1. Sejarah perempuan
Pada abad 20 gerakan gender mencari persamaan kedudukan dan martabat, sebab pada dasarnya sebagai insan Tuhan laki-laki dan perempuan itu tidak ada bedanya.
  1. Sejarah etnis
Sejarawan etnis merekonstruksikan kelompok etnis sebelum kedatangan orang eropa dan interaksinya antar mereka. Sumbernya tentu saja karena langkanya dokumen maka penelitian dilakukan dengan menekuni tradisi lisan.
  1. Sejarah pendidikan
Sejarah pendidikan adalah jenis sejarah paling tua. Penelitian sejarah pendidikan dilakukan secara diakronis dan sinkronis guna memperluas persoalan pendidikan lebih lanjut.
  1. Sejarah kuantitatif
Sejarah kuantitatif adalah penggunaan metode kuantitatif dalam penulisan sejarah. Sejarah kuantitatif menggunakan teknik matematika, yaitu dengan penghitungan. Metode matematika lebih objektif.
  1. Sejarah agrarian
Sejarah agrarian adalah sejarah tentang peran tanah beserta aspek-aspek dan perubahan-perubahannya. Sejarah agrarian menyangkut 2 hal:
  1. Sejarah pertanian, 2. Sejarah perkebunan
  1. Sejarah desa
Sejarah pedesaan menyangkut semua macam masalah sosial, politik, dan cultural di pedesaan. Jenis sejarah ini mencakup persoalan yang snagat luas. Sejarah desa secara khusus melihat tentang pedesaan, masyarakat tani, ekonomi pedesaan, dsb.


  1. Sejarah kota
Sejarah kota menceritakan tentang daya tarik para urbanis yang mengadu nasib ke kota-kota besar yang dapat merubah masa depan mereka. Kota menceritakan: 1. Jenis kota, 2. Kehidupan sosial kota
  1. Sejarah maritime
Sejarah maritime menceritakan tentang ekspedisi pelayaran nusantara pada jaman kerajaan. Sejarah maritime juga menceritakan tentang perdangan pada jaman pelayaran.

  1. Generalisasi dan Spesifikasi Sejarah
Generalisasi adalah usaha membuat kesimpulan dengan mengumpulkan yang khusus untuk memperoleh yang umum. Cara induksi ini digunakan oleh ilmu sosial. Generalisasi diperlukan oleh sejarah karena harus membedakan antara hutan dan pohon-pohon. Sekurang-kurangnya hutan itu member gambaran korelasinya dengan pohon-pohon.
Tujuan generalisasi;
  1. Saintifikasi
  2. Simplifikasi
Jenis-jenis generalisasi:
  1. Konseptual
  2. Personal
  3. Tematik
  4. Spasial
  5. Periodic
  6. Sosial
  7. Kausal
  8. Cultural
  9. Sistemik
  10. Structural
Indonesia dalam proyeksi. Proyeksi adalah perkiraan masa depan. Kelengkapan teori dan metodologi sejarah disesuaikan dengan ilmu-ilmu sosial.
  1. Sejarah Ilmiah Baru dan Ilmu Sosial
Ilmu sosial mempunyai cirri-ciri:
  1. Usaha menghasilkan sejarah kolektif
  2. Sejarawan sosial ilmiah mencoba untuk menceritakan dan memahami pola-pola perilaku kolektif dalam arti konsep teoritis dan model.
  3. Ciri khas berikut adalah percaya sepenuhnya pada perbandingan.
Tiga teori sosiologi yang dimanfaatkan sejarah:
  1. Teori evolusi
  2. Teori structural
  3. Teori marxisme
Para sejarawan sosial ilmiah memperhatikan:
  1. Sejarah kolektif
  2. Pola tingkah laku
  3. Komparasi
  4. Kuantitatif
Kegunaan ilmu-ilmu sosial untuk sejarah
Pengaruh ilmu-ilmu sosial memang luar biasa, sehingga sejarah baru mempunyai wawasan permasalahan luas. Tanpa ilmu sosial, sejarah hanya bergerak secara konvensional dan sangat terbatas.
  1. Sejarah, Seni, dan Ilmu
Kekhasan sejarah sebagai ilmu:
  1. Bersifat empiris
  2. Mempunyai objek
  3. Mempunyai teori
  4. Mempunyai generalisasi
  5. Mempunyai metode
Sejarah sebagai seni memerlukan :
  1. Intuisi
  2. Imajinasi
  3. Emosi
  4. Emosi gaya bahasa
Sumbangan seni:
  1. Memberi karakterisasi
  2. Memberi struktur
Seni sebagai evidensi, sejarah dan seni sudah lama hidup dan tidak mudah berdampingan, meski keduanya juga menjadi sumber inspirasi timbal balik. Generalisasi tentang proses kreatif sastra dan seni hanya sedikit memberi sumbangan pada sejarah.
  1. Penelitian Sejarah
Secara umum penelitian diawali dengan pemilihan tema dan topic. Pemilihan tema merupakan awal mulainya penelitian.
Ada dua kemungkinan tentang pemilihan tema:
  1. Pemilihan tema atau topic penelitian
  2. Ekspolrasi bacaan
Tahap-tahap penelitian:
  1. Mengumpulkan sumber (heuristic), jenis sumber: a. sumber tertulis, b. sumber lisan, c. benda tinggalan, d. sumber kuantitatif.
  2. Kritik sumber (verifikasi, otentisitas, validitas), yang terpenting adalah otentisitas dan validitas sumber lewat kritik ekstern dan intern.
  3. Interpretasi (analesis, sintesis), interpretasi meliputi: Verbal, teknikal, logical, psikologikal, factual.
  4. Eksposisi (narasi)
Pada dasarnya penyampaian hasil penelitian berupa narasi atau cerita yang berbentuk karya sastra. Tulisan sejarah mengikuti kronologi, yaitu urutan waktu. Struktur penulisan terdiri dari: 1. Pengantar (awal), 2. Tubuh tengah (hasil penelitian), 3. Kesimpulan (akhir), 4. Kelengkapan akademik.
Penulisan sejarah pada bagian akhir penelitian adalah eksposisi, yaitu penyampaian hasil penelitian dalam ceritera (narasi).

  1. Kejujuran akademik
Didalam hubungan sosial antara manusia berlaku apa yang disebut memberi dan menerima. Secara structural pemberi mempunyai posisi lebih tinggi dari penerima. Hal ini berlaku juga dalam etika akademik, sudah semestinya seorang penulis mengucapkan terimakasih kepada penulis lain yang bukunya dikutip.
Jenis plagiarism:
  1. Plagiat langsung (direct plagiarism)
  2. Plagiat tidak langsung (indirect plagiarism)
  3. Plagiat inadvertent (inadvertent plagiarism)
  4. Ketidakjujuran akademik (academic dishonesty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar