Total Tayangan Halaman

Jumat, 24 Desember 2010

MENUMBUHKAN MOTIVASI ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

MENUMBUHKAN MOTIVASI ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

Oleh:
DWI WIJANARKO
A610090047


JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar
. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar.
Seorang guru melihat perilaku siswa seprti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa. Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
a. kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
c. lingkungan sekolah.
d. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
e. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
f. tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
g. intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
d. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
h. kebutuhan siswa.
e. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
f. Menggunakan bentuk .bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
g. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.


5. Menumbuhkan motivasi anak dalam meningkatkan prestasi belajar
prestasi belajar siswa ditentukan antara lain oleh gabungan antara kecerdasan intelektual dan motivasi belajarnya. jadi motivasi merupakan hal yang penting untuk meraih prestasi, karena motivasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan yang menumbuhkan perilaku tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
ini berarti bahwa meskipun siswa memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, jika tidak diikuti dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektualnya, maka prestasi belajarnya akan kurang memuaskan. Oleh karena itu agar tercapai prestasi yang maksimal, perlu diciptakan proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa guna memenuhi kebutuhan ekstrinsik maupun instrinsiknya.
peran guru dalam memotivasi siswa agar berprestasi pada mata pelajaran yang diajarnya sangatlah besar. oleh karena itu guru perlu menciptakan beberapa bentuk pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar, diantaranya :
1. membuat pelajaran bermakna
Membuat pelajaran bermakna dapat ditempuh dengan jalan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. mengaitkan materi pelajaran dengan nilainilai hidup di masyarakat akan melatih siswa berfikir kreatif dan inovatif serta menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi untuk hal-hal yang lebih menantang. perlu juga ditunjukkan kepada siswa bahwa materi pelajaran itu bermanfaat bagi kehidupannya di kemudian hari. hal ini sesuai dengan teori belajar dari carl r. Rogers dan taksonomi bloom.
Sebagai contoh, seorang guru sering menyampaikan materi pelajaran tentang perang diponegoro hanya sampai pada tahap pengetahuan (ingatan) dari aspek kognitif saja, misalnya “kapan terjadinya perang diponegoro”. para guru kurang menanamkan nilai-nilai pada tahap “mengapa pangeran diponegoro diangkat sebagai pahlawan? mengapa seorang “munir” yang memperjuangkan hak azasi manusia tidak dianggap sebagai pahlawan? sampai dengan tahap penilaian (evaluasi) dari aspek kognitif inilah seharusnya materi pelajaran itu diajarkan, agar dikemudian hari siswa dapat berpikir kreatif dalam kehidupannya di masyarakat.
2. membantu siswa menentukan target
keberhasilan studi seorang siswa ditentukan oleh kemauannya sendiri, sebab yang mengetahui tentang kemampuan seorang siswa adalah siswa itu sendiri. Ini berarti sangat sulit bagi orang lain di luar dirinya untuk menentukan agar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan hasil yang memuaskan.
jadi pada prinsipnya yang menentukan target pencapaian prestasi belajar adalah siswa sendiri. hal ini sesuai dengan teori motivasi umum, yang mendorong individu berperilaku untuk mencapai suatu tujuan. oleh karena itu peran guru terhadap siswa adalah memberi bantuan, motivasi, membangkitkan semangat dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka mencapai target-target yang disusun oleh siswa sendiri untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.
3. menggunakan proses pembelajaran yang efektif
pembelajaran yang efektif apabila menempatkan siswa sebagai subyek didik dan bukan sebagai obyek. guru lebih berperan sebagai fasilitator saja dalam posisi “tut wuri handayani” dan harus lebih banyak memberi peluang kepada siswa untuk berinteraktif dalam proses pembelajarannya serta mengembangkan suasana demokratis.
agar materi ajar lebih mudah diserap oleh siswa serta belajar itu menjadi suatu hal yang menyenangkan serta memberi semangat, guru harus menggunakan metode dan media yang bervariasi, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta perkembangan kemajuan informasi dan teknologi. hal ini sesuai dengan teori pembelajaran dari dunkin dan biddle.
agar proses pembelajaran lebih berhasil, materi, metode dan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa, sesuai dengan teori perkembangan kognitif dari jean piaget.
4. menumbuhkan rasa aman dalam belajar
tiap siswa menghendaki rasa aman, perlindungan diri dari kegelisahan atau tekanan yang diterimanya. siswa akan lebih bersemangat dalam belajar apabila guru mampu menimbulkan suasana belajar yang disertai rasa aman. hal ini sesuai dengan teori kebutuhan dari maslow.
5. menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa
Hubungan antar pribadi yang baik, antara guru dengan siswa dan antar siswa, akan menimbulkan kepuasan belajar bagi siswa yang akan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi. karena setiap individu ingin menjadi anggota kelompok sosial. ketika berlangsung proses pembelajaran, sebaiknya guru menyempatkan diri untuk mengenal siswa pribadi lepas pribadi secara lebih mendalam, berkomunikasi secara terbuka dengan siswa untuk hal-hal yang dianggap penting dalam kehidupan mereka.
Adanya hubungan yang hangat antara guru dan siswa serta antar siswa akan terjalin rasa persaudaraan, rasa memiliki dan hormat menghormati serta saling pengertian dalam derajat yang tinggi. hal ini sesuai dengan teori kebutuhan dari maslow, herzberg dan david mc. clelland.
6. menumbuhkan harga diri siswa
kebutuhan harga diri terungkap dalam keinginan untuk dipuji, didengar, dihargai pandangannya serta diakui prestasinya. semua orang ingin dihargai karena kerja keras dan prestasi yang telah dicapai. penghargaan yang diberikan kepada siswa, misalnya pemberian hadiah bagi siswa berprestasi, akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi, yang penting hadiah yang diberikan kepada siswa benar-benar mendorong motivasi belajarnya.
Demikian pula hukuman yang diberikan kepada siswa yang tidak mentaati peraturan belajar dengan hukuman yang mendidik dan proporsional juga akan menimbulkan motivasi untuk taat pada peraturan belajar. hal ini sesuai dengan teori kebutuhan maslow dan herzberg dan teori belajar skinner.
7. memberi kesempatan untuk pengembangan diri siswa
Bila siswa belajar dalam suasana yang memberikan kejelasan tentang masa depannya, hal ini cenderung akan memberikan kepuasan belajar yang akan memotivasinya untuk belajar lebih baik lagi. pengembangan diri misalnya : kesempatan belajar lebih lanjut, pelayanan pembelajaran berdasarkan kemampuan akademis siswa, kompetisi secara sehat, pembelajaran pengayaan, dan lain-lain. pengembangan diri ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif dan dapat merealisasikan potensinya secara penuh. hal ini sesuai dengan teori kebutuhan
aktualisasi diri dari maslow.
8. menyalurkan minat dan bakat siswa
Agar siswa termotivasi dalam belajar, apa yang menjadi minat dan kegemarannya harus mendapat penyaluran. hal ini juga sebagai kebutuhan keseimbangan kerja otak. di satu sisi siswa harus bekerja keras dalam belajarnya, di sisi lain bakat dan minat siswa perlu disalurkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya : pmr, seni musik, kepramukaan, seni drama, dan lain-lain. hal ini sesuai dengan teori kebutuhan aktualisasi diri dari maslow.
9. tanamkan optimisme
Guru harus menanamkan jiwa optimisme kepada siswa, yakni sikap yang berkeyakinan bahwa semua yang sudah diupayakan dengan baik, nantinya akan berhasil. hal ini sangat mendorong motivasi siswa untuk mengupayakan segala sesuatu dengan baik agar diperoleh hasil yang maksimal. misalnya seorang yang cacat fisik, umumnya mereka banyak yang pesimis karena keberadaannya sehingga mereka hanya dapat melakukan sesuatu yang menurutnya dapat dilakukan.
Tetapi jika mereka mempunyai optimisme yang kuat, bukan tidak mungkin mereka akan mencapai kemampuan melebihi kemampuan orang pada umumnya, seperti tony malendes yang tidak memiliki tangan tetapi dia dapat memainkan gitar menggunakan kakinya, melebihi kemampuan gitaris pada umumnya. dengan demikian, jika kita memiliki optimisme yang tinggi, pasti akan berhasil.
10. memberi teladan
Perilaku guru secara langsung atau tidak langsung, mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa yang sifatnya positif maupun negatif. perilaku guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan sebaliknya dapat menurunkan motivasi belajarnya. sehubungan dengan itu, maka sangat diharapkan agar perilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi para siswanya.
Dengan contoh-contoh yang dapat diteladani, para siswa dapat lebih meningkatkan motivasi belajarnya dan pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar mereka demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagikehidupan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar