Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Agustus 2010

materi KKL 1 fkip geografi UMS

MATERI KKL I







Oleh:
Dwi wijanarko A610090047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010



ANTROSPER

Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-ftera. Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka kajian geografis sering disebut antroposentris. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia denganlingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yangdiperoleh.
Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan, hubungan dan interaksinya secara keruangan.
Secara etimologi (asal kata) antroposfer berasal dari dua kata, yaitu antrophos yang berarti manusia dan sphere yang berarti lapisan. Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada permukaan bumi, lapisan antroposfer ini lebih tipis dibanding lapisan Biosfer.
Cakupan Atroposfer
Tidak semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan wilayah perairan (baik Perairan Darat maupun Perairan Laut.
Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer.

Faktor-Faktor Antroposfer
Para ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut,


Lokasi Geografis
Lokasi geografis dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. lokasi absolut: Lokasi yang ditentukan oleh Garis Lintang dan Garis Bujur di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan tidak dapat diubah,
2. lokasi relatif : Berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini menyangkut keterjangkauan (aksesibilitas) suatu daerah.
Topografi atau Relief
Daerah dengan Topografi terlalu tinggi, terlalu miring, dan terlalu bergelombang, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah. Berbagai usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang, misalnya Swiss,Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan Andes (Amerika Selatan). Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian. Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk (fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
Struktur Geologis
Struktur geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya kegiatan di bidang ekonomi.
Iklim
Iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah, dan sistem pertanian.
Tanah
Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
Tumbuhan
Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya manusia bermanfaat, antara lain:
1. sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang memamah biak);
2. sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional;
3. sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
4. penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.
Hewan
Terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yang telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber makanan, juga untuk rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng, kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan sebagainya.
Antroposfer adalah lapisan manusia dan kehidupannya di permukaan bumi.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan kependudukan
1. Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk yang disebabkan adanya kelahiran, kematian dan migrasi.
2. Transisi demografi adalah kondisi yang merupakan proses perubahan dari tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi secara perlahan menuju ke tingkat menengah dan rendah.
3. Komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, mata pencaharian, agama, suku bangsa dan sebagainya.
Secara umum komposisi penduduk dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
• Komposisi penduduk berdasarkan unsur biologi, contohnya menurut umur dan jenis kelamin.
• Komposisi penduduk berdasarkan unsur sosial, contohnya menurut tingkat pendidikan.
• Komposisi penduduk berdasarkan unsur geografi, contohnya menurut tempat tinggal (di pedesaan atau perkotaan).
• Komposisi penduduk menurut ekonomi, contohnya menurut jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Sex Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki terhadap 100 orang wanita.
Sex Ratio = Jumlah penduduk laki- Jumlah penduduk perempuan
Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio)
Adalah perbandingan penduduk non-produktif dengan 100 orang penduduk produktif
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam piramida penduduk.
Teori kependudukan Malthus :
Penduduk berkembang menurut deret ukur (2, 4, 8, 16 dst) dan bahan pangan berkembang menurut deret hitung (1, 2, 3, 4 dst)
Kelemahan teori Malthus :
1. Tidak memperhitungkan kemajuan transportasi
2. Tidak memperhitungkan kemajuan tekhnologi —- Bidang pertanian
3. Tidak memperhatikan usaha pembatasan kelahiran
Sensus = pencacahan penduduk dilaksanakan setiap 10 tahun sekali
Di Indonesia pelaksanaan sensus tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000
Cara sensus :
De facto Artinya yang dikendalikan sensus semua penduduk yang pada waktu sensus berada di wilayah tersebut
De jure Artinya dikendalikan sensus hanya penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah tersebut
House holde rArtinya yang mengisi format sensus adalah kepala rumah tangga atau anggota keluarga
Canvasser Artinya yang mengisi format sensus adalah petugas sensus
Survei penduduk adalah Pengumpulan data penduduk untuk tujuan-tujuan tertentu dengan cara mengambil contoh/sampel dari suatu daerah tanpa adanya batasan waktu.
Registrasi penduduk adalah Pencatatan setiap peristiwa yang dialami penduduk, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan migrasi.
Pertumbuhan penduduk
Adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian) dan migrasi
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi.
Cara menghitung :
Pertumbuhan penduduk = Jumlah penduduk akhir tahun – jumlah penduduk awal tahun
Sedangkan laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Cara Proyeksi penduduk adalah informasi perkiraan jumlah penduduk pada tahun tertentu
Pn = Po (1+r)t
t : Jangka waktu (umumnya 10 tahun)
Kelahiran (natalitas)
Dipengaruhi oleh faktor pronatalitas dan antinatalitas
Faktor pronatalitas :
1. Perkawinan usia muda
2. Pola pikir banyak anak banyak rezeki
3. Besarnya angka kematian
4. Penilaian yang tinggi terhadap anak
Faktor antinatalitas :
1. Alat kontrasepsi — KB
2. Penundaan usia perkawinan
3. UU Perkawinan No. 1 tahun 1974
4. Peraturan pegawai negeri mengenai tunjangan anak
Angka kelahiran kasar (CBR)
Perbandingan antara jumlah penduduk pada pertengahan tahun tiap 1.000 penduduk
CBR = Jumlah kelahiran
Angka yang menunjukan banyaknya kelahiran hidup dari 1000 wanita pada kelompok usia tertentu dalam waktu 1 tahun. Misalnya: Usia 15-19, 20-24, 25-29, dll. Biasanya interval 5 tahun
Kematian (mortalitas)
Kematian dipengaruhi oleh promortalitas dan antimortalitas
Faktor promortalitas :
1. Fasilitas kesehatan belum memadai
2. Tingkat kesehatan belum memadai
3. Kekurangan gizi
4. Pencemaran lingkungan
5. Kecelakaan lalu lintas
6. Peperangan
7. Bencana alam dan wabah penyakit
8. Pembunuhan
Angka kematian kasar (CDR)
Angka Kematian Menurut Kelompok Umur (ASDR)
Angka yang menunjukan banyaknya kelahiran hidup dari 1000 wanita pada kelompok usia tertentu dalam waktu 1 tahun. Misalnya:
1.
o Usia balita
o Usia lanjut
o Penduduk kelompok usia tertentu yang mempunyai resiko mati tinggi
Angka kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Adalah perbandingan antara kematian bayi yang usianya kurang dari 1 tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun tertentu.
Migrasi
Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap
Faktor pendorong (Push factor) :
• Lapangan pekerjaan di tempat asal tidak memadai
• Kurangnya sumberdaya alam
• Adanya tekanan-tekanan secara sosiologis seperti, politik, agama, dan budaya
• Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan
• Bencana alam
Faktor penarik (Pull factor)
• Banyaknya lapangan pekerjaan
• Pendidikan yang lebih baik
• Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang mrenguntungkan/mendukung
• Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Angka migrasi masuk (Mi)
Menunjukkan jumlah pendatang (imigran) tiap 1.000 penduduk tempat tujuan selama 1 tahn.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah akumulasi penduduk yang terpencar dalam suatu daerah atau wilayah dan dalam waktu tertentu
Adanya perbedaan persebaran dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya dipengaruhi oleh faktor alami dan nonalami yang saling terkati
• Faktor alami adalah ketersediaan lingkungan alam, seperti kesuburan tanah, iklim, relief, dan sumber alam
• Faktor nonalami adalah ketersediaan berbagai fasilitas umum yang dibutuhkan, seperti lembaga pendidikan, pusat perkantoran, pabrik dan rumah sakit
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan rata-rata penduduk per km2 pada suatu wilayah
a. Kepadatan penduduk aritmatik
Perbandingan antara jumlah penududuk dengan seluruh luas wilayahJumlah penduduk (jiwa)Luas wilayah ( km2 )
b. Kepadatan penduduk agraris
Perbandingan antara penduduk yang mempunyai aktivitas di sektor pertanian (petani) dan luas lahan yang dapat diolah untuk pertanianJumlah petani (jiwa)Luas lahan pertanian ( km2)
c. Kepadatan penduduk fisiologis
Perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan pertanianJumlah penduduk (jiwa)Luas lahan pertanian ( km2)
d. Kepadatan penduduk ekonomi
Perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan menurut kapasitas produksinya.
Mengingat sulitnya menentukan kapasitas produksi suatu wilayah, perhitungan kepadatan penduduk ekonomi jarang dipergunakan.

Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70oF atau sekitar - 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.
Eksosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal
BIOSFER
Biosfer secara etimologi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya kehidupan di bumi.
Biosfer merupakan lapisan tipis, hanya 9.000 meter di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu meter di bawah permukaan laut. Biosfer merupakan organisasi kehidupan yang sangat kompleks dan hanya dijumpai di planet Bumi dalam Tata Surya, bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya kehidupan di planet lain seperti di bumi.
Gagasan Biosfer pertama kali diutarakan oleh Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945), seorang ilmuwan dari Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah sistem kehidupan yang terbuka dan senantiasa berkembang sejak dimulainya sejarah bumi.
Organisasi Biosfer
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana (protoplasma) ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks.
1. Protoplasma
Zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang kompleks seperti lemak, protein, dan sejenisnya.
2. Sel
Satuan dasar suatu organisme dan terdiri atas protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran.
3. Jaringan
Kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama, misalnya jaringan otot.
4. Organ
Bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan dan manusia, daun atau akar pada tumbuhan.
5. Sistem organ
Kerja sama antara struktural dan fungsional yang harmonis, misalnya kerja sama antara mata dan telinga, antara daun dan batang pada tumbuhan.
6. Organisme
Suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi
Kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu daerah tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di Ujung Kulon.
8. Komunitas
Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu. Pada daerah tersebut tiap populasi saling berinteraksi. Misalnya, populasi harimau berinteraksi dengan populasi gajah di Sumatra Selatan, populasi ikan emas berinteraksi dengan populasi ikan mujaer di kolam.
9. Ekosistem
Tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara), yang secara bersama - sama membentuk suatu sistem ekologi.
Misalnya, ekosistem hutan mangrove di Segara Anakan atau ekosistem air tawar di Danau Toba

Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari kata hydro artinya air dan sphaira artinya lapisan, hidrosfer adalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi kita. Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi. Hampir tiga perempat bumi tertutup oleh air seperti pada samudera, laut, danau, sungai, rawa, kolam, penampungan air, dan sebagainya, termasuk di atmosfer dalam wujud gas. Jumlah total air di bumi termasuk cairan, gas dan es sekitar 336 juta mil kubik (1,4 miliar kilometer kubik), dan sebanyak 97,2% berada di samudera. Gejala air yang tersebar di permukaan bumi disebut hidrosfer.
Siklus Air (hidrologi)
Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke Atmosfer
Siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi: Siklus pendek Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus pendek? Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.
Siklus menengah
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
Siklus panjang
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan prosesnya paling lengkap.
Komponen Siklus Hidrologi
Unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi,
Evaporasi (presipitasi)
Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Transpirasi
Merupakan proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuh - tumbuhan melalui bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.
Evapotranspirasi
Merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
Kondensasi
Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
Presipitasi (Hujan)
Presipitasi atau Curah Hujan ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
Adveksi
Merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
Infiltrasi (Perkolasi)
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
Surface run off
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Infiltrasi
Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori - pori tanah.
Intersepsi
Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon.
Sumber Informasi
Data dan Informasi yang digunakan pada artikel ini berasal dari,
1. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi (Drs. Ali Rifai, dkk). Surabaya: Bina Ilmu, 1987
2. Catatan Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Jakarta: Pendidikan Geografi - Universitas Negeri Jakarta, 1999
3. Catatan Mata Kuliah Hidrologi. Jakarta: Pendidikan Geografi - Universitas Negeri Jakarta, 2001

PEDOSFER

Ciri dan Proses Pembentkan Tanah
Mungkin diantara kalian sering mendengar istilah tanah? Pernakah tersirat tentang bagaimana dan seperti apakah proses pembentukan tanah? Untuk itu mari kita sama sama membahas tentang tanah. Tanah adalah akumulasi tubuh alam yang menempati sebagian besar permukaan bumi. Tanah mampu menumbuhkan tanaman dan mempunyai sifat – sifat sebagai akibat dari pengaruh iklim. Jasad-jasad hidup yang mempengaruhi bahan induk tanah dalam keadaan dan waktu tertentu dapat berkembnag biak di dalamnya.
Tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang terdiri dari bahan – bahan an-organik yang disebut mineral dan didapat dari batuan yang telah mengalami pelapukan. Bahan – bahan an-organik ini terdiri dari sisa – sisa makhluk hidup yang telah lapuk. Berubahnya bahan – bahan an-organik dan bahan organik menjadi butir – butir tanah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari;
2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air;
3. Akar tumbuh – tumbuhan dapat memecah batu – batuan sehingga hancur;
4. Binatang – binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan menghancurkan batuan;
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa – sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.
Gambar animasi di atas memperlihatkan bagaimana akar tumbuhan hancur menerobos dan memecahkan batuan sehingga.
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Faktor-faktor pembentuk tanah
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain:
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah Suhu dan Curah Hujan.
2. Organisme (vegetasi, jasad renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti a) membuat proses pelapukan. b) membantu proses pembentukan humus. c) pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. d) memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.
3. Bahan induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
4. Topografi atau relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus.
Konsep pedon dan profil tanah
Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah (bahan induk tanah). Pedon merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunyai ukuran tiga dimensi. Luas pedon berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari pedon-pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2, sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas. Profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut [[Horizon Tanah]]. Setiap horizon tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah.
Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih dapat dijangkau oleh akar tanaman. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R (Bed Rock).
Warna tanah
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik berarti semakin gelap warna tanah. Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut,
1. Hue
warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value
menunjukkan kecermelangan cahaya.
3. Chroma
menunjukkan kemurnian relatif panjang gelombang cahaya dominan.
Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan warna baku pada buku Munsell Soil Colur Chart dengan warna tanah. Warna tanah akan berbeda bila tanah dalam keadaan basah, lembab, atau kering.
Struktur dan tekstur tanah
Struktur Tanah
Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut.
1. Lempeng (Platy),
ditemukan di horizon A.
2. Prisma (Prosmatic)
ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
3. Tiang (Columnar)
ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
4. Gumpal bersudut (Angular blocky)
ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
5. Gumpal membulat (Sub angular blocky)
ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
6. Granuler (Granular)
ditemukan pada horizon A.
7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
Tekstur Tanah
Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.
Sistem klasifikasi tanah
Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab banyak negara yang menggunakan sistem klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh negara tersebut. Nama golongan tanah dengan membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata latin solum.
Jenis - Jenis Tanah di Indonesia
Sebagian besar Jenis Tanah Di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain,

1. Tanah Gambut atau tanah organik
2. Aluvial
3. Regosol
4. Litosol
5. Latosol
6. Grumosol
7. Podsolik Merah Kuning
8. Podsol
9. Andosol
10. Mediteran Merah Kuning
11. Hidromorf Kelabu (gleisol)
12. Tanah Sawah (Paddy soil)

Kerusakan Tanah dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini merupakan dampak pemanfaatan lingkungan yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang sangat terasa dalam kehidupan manusia adalah berkurangnya lahan subur yang menjadikan semakin menipisnya lahan yang bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan agraris manusia.


Gambar : profil tanah
(dikutip dari buku Rahmanu Muryati, kalingan macan M . Idianto. GEOGRAFI Kelas 1 SMU ; Rakaditu, hal 83 )
Profil tanah pada gambar di atas memperlihatkan beberapa lapisan tanah secara vertikal dari permukaan bumi (bagian atas) sampai batuan induk.
Tahukan kalian jenis–jenis tanah yang ada di Indonesia? Tanah di Indonesia dibedakan menjadi
8 jenis tanah, yaitu : tanah podzolit, tanah organosol, tanah aluvial, tanah kapur, tanah vulkanis, tanah pasir, tanah humus, dan tanah laterit.

Untuk lebih jelasnya kita akan lihat pada tabel jenis tanah yang di dalamnya dibahas mengenai terjadinya, sifatnya dan persebarannya
Tabel jenis tanah dilihat dari terjadinya, sifatnya, dan persebarannya. Dikutip dari (Wardiyatmoko, GEOGRAFI SMA Kelas X : Erlangga hal 169 – 170 )
Sumber Informasi
Data dan Informasi yang digunakan pada artikel ini berasal dari,
1. Pengantar Geografi Tanah (Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo). Yogyakarta: Fakultas Geografi - Universitas Gadjah Mada, 1983
2. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis (Sarwono Hardjowigeno). Jakarta: Akademika Pressindo, 1993
3. Atmosfer benda langit
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer"
Kategori: Atmosfer


LITOSFER


Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :

(1)Batuan Beku
Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :
(a)Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat.
Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
(b) Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
(c) Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat. Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.

(2) Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.pasira. Batuan sedimen klitik stalaktit dan stalakmitb. Batuan sedimen kimiawi lapisan humus dari hutanc. Batuan sedimen
organik

(3) Batuan Malihan
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan.
Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi. INTAN !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar