Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 Januari 2012

praktikum pj

LAPORAN PRAKTIKUM PJ









Disusun Oleh:
Dwi wijanarko A610090047
Wahyuning astuti A610090041
 Dwi ratri novianti A610090002
Dhanu pradiksa tama A610090045
Dwi indah patmawati A610090034

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011



ACARA 1
PENGENALAN SPEKTRAL SIGNATURE

Tujuan
Mahasiswa mengenal Pengaruh Nilai Reflectance macam-macam Object terhadap Digital Number (Pixel Value)

Landasan Teori
Akibat perbedaan karakter object, jumlah energy yang dipantulkan akan beragam pada panjang gelombang yang berbeda. Perbedaan ini akan mempermudah membedakan beragam tipe tutupan lahan berdasarkan respon objek terhadap panjang gelombang yang berbeda. Apabila nilai pantulan diplot berlawanan dengan panjang gelombang maka kita akan dapatkan apa yang disebut dengan spectral signature. Gambar berikut menampilkan spectral signature (kurva pantulan) beberapa macam objek. .
 Untuk ini diperlukan klasifikasi dengan pantulan panjang gelombang yang berbeda. Misanya air dan vegetasi memiliki nilai pantulan yang hampir sama pada gelombang tampak tetapi memiliki perbedaan yang kontras pada gelombang infra merah. Dengan memahami spectral signature maka kita akan dapat mengklasifikasin objek bahkan di daerah yang belum kita kenal sekalipun. Pada praktikum ini kita akan menggunakan citra Landsat ETM+ daerah Semarang. Anda diminta untuk mengenali beragam objek kemudian mengidentifikasi digital numbernya.
Alat dan Bahan
1. Ilwis 3.3 Academic
2. Cita Landsat ETM+ daerah Semarang
Cara Kerja
•    Identifikasi 10 ragam objek yang berbeda yang bisa anda kenali, misanya hutan, permukiman,dll.
•    Zoom pada objek-objek tersebut sehingga batas antar piksel dapat terlihat.
•    Identifikasi 9 nilai sampel piksel dari masing-masing objek. Klick icon berikut untuk menampilkan informasi nilai piksel.
•    Print screen objek yang anda kenali dan masukan kedalam tabel berikut beserta nilai pikselnya

Hasil praktikum

No
   
Objects
    Band 1
Blue
(450‐520)
    Band 2
Green
(520‐600)
    Band 3
Red
(630‐690)    Band 4
NIR
(760‐900)
    Band 5
MIR1
(1550‐1750)
    Band 7
MIR2
(2080‐2350)
    Composit
Color
(321)
1    laut    100,100,97
101,100,
101, 100,
100,100    74,73,72,
73,76,72
76,73,72    54,56,55
55,57,60
57,56,60    25,25,25
25,24,24
24,26,24    28,27,27
25,27,26
27,27,26    24,20,20
22,22,21
22,22,21   
    Rata2    98,7    73,4    56,9    24,5    27,2    22,6   
2    permukiman    107,103,
103,107,
117,111
118,106,92    74,86,86
74,107,96
99,89,89    78,104,104
78,122,125
74,107,100    41,53,53
41,60,66
41,54,51    70,89,89
70,128,183
97,97,82    70,76,76
70,141,159
64,96,72   
    Rata2    108    87,2    101    52,3    104,8    98,6   
3    perkebunan    74,70,74
73,70,74,
72,72,74    56,55,59
54,55,59,
55,57,59    40,40,49
41,40,49
41,44,46    81,76,71
79,76,71
82,78,82    70,67,69
75,67,69
67,69,76    33,31,34
35,31,34
31,33,37   
    Rata2    72,8    57,5    45    78,3    72,6    32,6   
4    sawah    81,81,83
79,84,82
83,82,81    63,70,69
65,66,68
64,67,65    58,59,54
60,59,57
57,55,59    49,51,52
51,53,52
50,53,51    44,49,47
45,46,50
50,44,43    25,28,28
25,27,24
23,23,30   
    Rata2    84,3    65,8    57,8    51,3    47,0    25,3   
5    hutan    64,64,61
59,66,62
55,58,65    50,51,55
48,49,51
45,50,50    37,33,33
37,41,40
.39,37,31    90,89,96
93,93,95
88,97,99    66,59,58
61,61,64
65,66,66    33,31,32
37,29,39
33,38,36   
    Rata2    60,2    49,5    36,5    92,5    63    32,8   
6    sungai    68,84,73
74,66,71
81,80,77    59,75,57
65,55,58
58,64,63    52,72,49
49,51,51
53,64,57    74,60,70
60.71,74
68,69,66    82,60,77
77,85,88
73,71,71    45,38,38
33,44,37
39,40,42   
    Rata2    72,6    64,6
    57,5    70,3    77,8    39,2   
7    Jalan    80,83,80
84,32,66
88,78,34    63,61,61
69,84,36
75,59,77    58,57,56
60,44,23
57,78,28    50,43,52
55,78,89
60,43,22    64,75,64
70,44,78
73,68,46    40,58,58
48.99.22
50,78,13   
    Rata2    72,2    62,3    58,3    61,2    65,8    54,2   
8    Industri/pabrik    127,121,
123, 135,
183,111
133,178,
199    108,103,
103, 112,
132,178
118,179,84    112,105,99
119,78,88
115,101,32    62,65,63
65,75,24
70,78,81    123,92, 104
130,95,155
127,65,87    123,75,90
99,83,65
86,94,78   
    Rata2    145    124    85    60    108    88   
















ACARA II
Koreksi Radiometrik
A. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan koreksi radiometric menggunakan metode histogram adjustment dan mengetahui pengaruhnya terhadap nilai pantualan objek yang tercermin dalam Digital Number (DN)
B. Landasan Teori
Secara teoritis, proses perekaman objek muka bumi menggunakan sensor penginderaan jauh dalam kondisi ideal, radiasi spectral yang ditangkap oleh sensor memiliki nilai yang sama dengan energy yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akan tetapi, pantulan spectral pada gelombang tampak dan beberapa pada gelombang Near Infrared (NIR) (0,36 – 0,9 µm) mengandung bias karena refraksi di anmosfer, penghamburan, dan penyerapan khusunya oleh aerosol, uap air, dan debu. Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi pada kesalahan nilai spectral reflectance dan mengembalikan pada nilai yang benar. Proses ini secara ilmiah disebut dengan koreksi geometric atau atmosferik.
 Sejauh ini ada 2 metode yang dapat digunakan untuk melakukan proses koreksi radiometric yakni koreksi radiometric absolute dan relative sebagai berikut:
(1) metode koreksi absolute (absolute atmospheric correction) bertujuan untuk mengembalikan nilai kecerahan yang direkam oleh sensor pada skala pantulan permukaan bumi. Pendekatan ini memerlukan model transfer radiasi atmosfer (atmospheric radiative transfer model) misanya Modtran, 6-S, ACORN, ATREM, FLAASH, ATCOR dan paramater-paramater kondisi atmosfer pada saat perekaman.
(2) metode koreksi relative digunakan untuk menormalisasikan intensitas antara saluran panjang gelombang (band) yang berbeda dalam satu tanggal perekaman maupun pada data time series (multi-date) menggunakan standar scene yang digunakan oleh analist. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam metode ini antara lain: 
-    histogram adjustment atau dark-pixel subtraction (Jensen 2005, Lillesand et al 2004, Schowengerdt 2007, Danoedoro 1996)
-     image-based regression adjustment (Mather 2004, Danoedoro 1996)
-     metode scatter plot (Danoedoro 1996)
-     shadow calibration (Gastellu-Etchegorry 1988, Danoedoro 1996)
-     empirical line method (Mather 2004, Jenen 2005)

Pada praktikum ini akan digunakan koreksi atmosphere menggunakan metode relative dengan pendekatan histogram adjustment atau dark-pixel subtraction. Pendekatan ini merupakan cara koreksi yang sederhana dan digunakan secara luas. Prinsipnya koreksi ini menggunakan rumus berikut:

DNcorrection = DNoriginal - bias

C. Bahan dan Metode
Data yang digunakan adalah citra satelit wilayah Semarang yang sebelumnya dipakai pada praktikum 1. Untuk melakukan koreksi diginakan software ilwis 3.3 Academic untuk melakukan koreksi radiometric serta membandingkan nilai piksel sebelum dan sesudah dikoreksi.


1.     histogram semua band dan catat pada tabel berikut:
Band    1    2    3    4    5    7
Min                       
Max                       

2.    Buka program ILWIS dan buka foreign catalog citra  “smg_2001”. Apabila masing-masing band sudah terlihat, biasanya selalu memiliki file histogram yang memiliki nama yang sama dengan nama file citranya, perhatikan contoh berikut
Gambar 1. File Histogram

File histogram ini menyimpan statistic dari nilai piksel pada setiap band.
3.    Double click pada icon histogram untuk membuka histogram dan mengetahui range nilai piksel pada band tersebut. Informasi ini terdapat di bagian bawah kiri dari tabel histogram
4.    Buka histogram semua band dan catat pada tabel berikut:
Band    1    2    3    4    5    7
Min    54                   
Max    255                   

5.     Untuk melakukannya pada ILWIS, gunakan langkah-langkah berikut:
    Buka Map Calculation pada menu,
    Masukan rumus ‘smg_2001 1’ – 54 pada kolom Expression
Output raster map: smg_2001_atm
Domain: defaults kemudian klik Show
 Catatan: nilai 54 bisa anda ganti dengan nilai minimum yang ada temukan pada citra anda.
Pilih representation: GRAY, OK.
6.    Lakukan cara yang sama pada semua band.
7.    Ulangi praktikum 1 pada citra yang telah terkoreksi (ambil objek yang sama).



D. Hasil dan Analisis

Digital Number  (DN) Range
Table 1. Nilai Digital Sebelum Koreksi
Nilai    Nilai DN
    Band 1    Band 2    Band 3    Band 4    Band 5    Band 7
Min    50    31    22    19    14    9
Max    255    255    255    255    255    255

Histogram Sebelum Koreksi

     
Band 1                            band 2                               band 3
      
Band 4                              band 5                             band 7









Histogram sesudah koreksi

     
Band 1                             band 2                          band 3
       
Band 4                             band 5                        band 7









Tabel 2: summary range nilai digital sebelum dan sesudah koreksi

Nilai    Nilai DN
    Band 1    Band 2    Band 3    Band 4    Band 5    Band 7
Sebelum Koreksi
Min    50    31    22    19    14    9
Max    255    255    255    255    255    255
Setelah Koreksi
Min    0    0    0    0    0    0
Max    205    224    233    236    241    246

Table 3. Rerata Nilai Piksel Beberapa Objek Sebelum Koreksi
Band    laut    pemukiman    perkebunan    sawah    hutan    sungai    jalan    pabrik
                                
Band 1    98.7    108    72.8    84.3    60.2    72.6    72.2    145
Band 2    98.7    87.2    57.5    65.8    49.5    64.6    62.3    124
Band 3    56.9    101    45    57.8    36.5    57.5    58.3    85.3
Band 4    56.9    52.3    78.3    51.3    92.5    70.3    61.2    60.2
Band 5    56.9    104.8    72.6    47    63    77.8    65.8    108
Band 7    56.9    98.6    32.6    25.3    32.8    39.2    54.2    88

Table 4. Rerata Nilai Piksel Beberapa Objek Setalah Koreksi
 Band     laut    pemukiman    pekebunan    sawah    hutan     sungai    jalan    pabrik
band1    49.3    54.3    22.6    31.5    12.6    22.6    29.1    53.3
band2     42.7    71.6    26.3    36    19.6    31    36.5    91.3
band3    34.3    30.5    21    35    14    33    28.5    75.7
band4    5.8    87.9    60.7    32.6    73    49.2    42.1    47.3
band5    12.6    81.5    57    32.8    47.5    64.2    50.6    102.3
band7    12.5    43.8    26    17.2    24.5    30.1    42.5    80.1






Grafik Spectral Signature



Grafik Spectral Signature Sebelum Koreksi



Grafik Spectral Signature Setelah Koreksi




LAMPIRAN
1.    Spectral Signature Sebelum Koreksi


No   
Objects    Band 1
    Band 2
    Band 3
    Band 4
    Band 5
    Band 7
    Composit
Color
1    laut    100,100,97,
101,100,101
100,100,100    74,73,72,
73,76,72
76,73,72    54,56,55
55,57,60
57,56,60    25,25,25
25,24,24
24,26,24    28,27,27
25,27,26
27,27,26    24,20,20
22,22,21
22,22,21   
    Rata2    98,7    73,4    56,9    24,5    27,2    22,6   
2    permukiman    107,103,103
107,117,111
118,106,92    74,86,86
74,107,96
99,89,89    78,104,
104, 78,
122,125
74,107,100    41,53,53
41,60,66
41,54,51    70,89,89
70,128,183
97,97,82    70,76,76
70,141,
159
64,96,72   
    Rata2    108    87,2    101    52,3    104,8    98,6   
3    perkebunan    74,70,74
73,70,74,
72,72,74    56,55,59
54,55,59,
55,57,59    40,40,49
41,40,49
41,44,46    81,76,71
79,76,71
82,78,82    70,67,69
75,67,69
67,69,76    33,31,34
35,31,34
31,33,37   
    Rata2    72,8    57,5    45    78,3    72,6    32,6   
4    sawah    81,81,83
79,84,82
83,82,81    63,70,69
65,66,68
64,67,65    58,59,54
60,59,57
57,55,59    49,51,52
51,53,52
50,53,51    44,49,47
45,46,50
50,44,43    25,28,28
25,27,24
23,23,30   
    Rata2    84,3    65,8    57,8    51,3    47,0    25,3   
5    hutan    64,64,61
59,66,62
55,58,65    50,51,55
48,49,51
45,50,50    37,33,33
37,41,40
.39,37,31    90,89,96
93,93,95
88,97,99    66,59,58
61,61,64
65,66,66    33,31,32
37,29,39
33,38,36   
    Rata2    60,2    49,5    36,5    92,5    63    32,8   
6    sungai    68,84,73
74,66,71
81,80,77    59,75,57
65,55,58
58,64,63    52,72,49
49,51,51
53,64,57    74,60,70
60.71,74
68,69,66    82,60,77
77,85,88
73,71,71    45,38,38
33,44,37
39,40,42   
    Rata2    72,6    64,6    57,5    70,3    77,8    39,2   
7    Jalan    80,83,80
84,32,66
88,78,34    63,61,61
69,84,36
75,59,77    58,57,56
60,44,23
57,78,28    50,43,52
55,78,89
60,43,22    64,75,64
70,44,78
73,68,46    40,58,58
48.99.22
50,78,13   
    Rata2    72,2    62,3    58,3    61,2    65,8    54,2   
8    Industri/pabrik    127,121,123
135,183,111
133,178,199    108,103,
103, 112
,132,178
118,179,84    112,105,
99, 119,
78,88
115,
101,32    62,65,63
65,75,24
70,78,81    123,92, 104
130,95,155
127,65,87    123,75,
90
99,83,65
86,94,78   
    Rata2    145    124    85    60    108    88   


2. Spectral Signature Setelah Koreksi


No   
Objects    Band 1    Band 2    Band 3    Band 4    Band 5    Band 7    Composit
Color
1    Laut    50,50,47    43,42,41    33,32,33    6,6,6    14,13,13    15,11,11   
        48,50,51    42,45,41    31,31,44    6,5,5    11,13,12    13,13,12   
        50,50,50    45,43,41    35,34,38    5,7,5    13,13,12    13,13,12   
    Rata2    49,3    42,7    34,3    5,8    12,6    12,5   
2    Permukiman    57,53,53    43,86,86    19,31,32    51,78,78    56,53,62    32,44,44   
        57,67,61    73,71,65    19,38,44    51,109,169    56,127,145    32,51,57   
        68,56,42    68,58,58    21,32,31    78,78,63    50,82,58    32,45,42   
    Rata2    54,3    71,6    30,5    87,9    81,5    43,8   
3    Perkebunan    24,20,24    25,24,28    18,18,27    62,57,52    56,53,55    24,22,25   
        23,20,24,    23,24,28    19,18,27    60,57,52    61,53,55    26,22,25   
        22,22,24    24,26,28    19,22,26    63,59,63    53,55,62    22,24,28   
    Rata2    22,6    26,3    21    60,7    57    26   
4    sawah    31,31,33    32,40,38    36,37,32    30,32,33    30,35,33    16, 19,19   
        29,34,32    34,35,37    30,37,35    32,34,33    31,32,36    16,18,15   
        33,32,31    33,36,35    35,33,37    31,34,32    36,30,29    14,14,21   
    Rata2    31,5    36    35    32,6    32,8    17,2   
5    Hutan    14,14,11    19,20,24    15,11,11    71,70,77    52,45,44    24,22,23   
        9,16,12    17,18,20    12,19,18    74,74,76    47,47,50    28,20,30   
        5,8,65    14,19,19    .17,15,9    69,78,80    51,52,52    24,29,27   
    Rata2    12,6    19,6    14,3    73    47,5    24,5   
6    Sungai    18,34,23    28,44,26    30,50,28    55,41,51    68,46,63    36,29,29   
        24,16,21    34,24,27    28,31,31    41,52,55    63,71,74    24,35,28   
        31,30,27    27,33,32    31,42,32    49,50,47    56,57,57    30,31,33   
    Rata2    22,6    31    33    49,2    64,2    30,1   
7    Jalan    30,33,30    32,30,30    36,35,34    31,24,33    50,61,50    31,41,41   
        34,32,16    38,53,36    43,22,1    36,59,70    56,30,64    39,90,13   
        38,28,14    44,28,46    35,65,8    41,24,3    59,54,32    41,68,4   
    Rata2    29,1    36,5    28,5    42,1    50,6    42,5   
8    Pabrik / industri    27,51,23    77,72,72    90,95,77    43,46,44    109,78,90    114,66,81   
        85,73,61    81,101,145    97,56,66    46,56,51    116,81,141    90,74,56   
        43,78,99    87,148,53    93,97,11    51,59,62    113,51,73    77,85,69   
    Rata2    53,3    91,3    75,7    47,3    102,3    80,1   


Table Pantulan maksimun dan minimun
obyek    maksimum    minimum
Laut    Band 1    Band 4
Pemukiman    Band 4    Band 7
Perkebunan    Band 4    Band 3
Sawah    Band 2    Band 7
Hutan    Band 4    Band 1
Sungai    Band 5    Band 1
Jalan    Band 5    Band 3
pabrik    Band 5    Band 4

Kesimpulan.
Pada praktikum ini akan digunakan koreksi atmosphere menggunakan metode relative dengan pendekatan histogram adjustment atau dark-pixel subtraction. Pendekatan ini merupakan cara koreksi yang sederhana dan digunakan secara
Dengan tujuan Mahasiswa dapat melakukan koreksi radiometric menggunakan metode histogram adjustment dan mengetahui pengaruhnya terhadap nilai pantualan objek yang tercermin dalam Digital Number (DN)
Pengaruh nilia pantulan sebelum dan sesudah koreksi sangantlah berbeda jauh dengan menurungya nilai pixel dari tiap gambar memberikan gambaran koreksi secara umum dari tiap tiap band yang dilakukan koreksi radiometrik










PRAKTIKUM 3
KOREKSI GEOMETRIK


A. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan proses koreksi geometrik.

B. Landasan Teori

Koreksi geometric bertujuan untuk menempatkan data penginderaan jauh pada posisi benar sehingga  dapat berasosiasi dengan data spatial yang lain. Menurut Jensen (2005), ada dua langkah dalam koreksi  geometrik  yakni  interpolasi  spatial  dan  interpolasi  intensitas  (Gambar 1).  Interpolasi  spatial  terkait  dengan relasi geometris antara lokasi piksel dengan peta atau permukaan bumi. Proses ini memerlukan  beberapa Ground Control Point (GCP) yang dapat diperoleh dari muka bumi (pengukuran GPS), peta atau  citra yang sudah terkoreksi.  














Gambar 1. Proses Koreksi Geometrik





Menurut  Jensen  (1996)  ada beberapa metode  yang  dapat  dipakai  dalam  proses  interpolasi  geometris  dengan beragam tingkat akurasi, antara lain:

1.    Transformasi  Affine.  Proses  ini  membutuhkan  minimal  4  GCP. Metode  ini  baik  hanya untuk  daerah dengan topografi relative datar.
2.    Transformasi  Order Kedua  (Second  order  transformation),  membutuhkan  minimal  6  titik  GCP.  Metode ini memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode yang pertama.
3.    Transformasi  order  ketiga (Third  order  transformation),  membutuhkan  minimum  10  titik  GPS.  Metode ini sangat bagus untuk wilayah dengan variasi topografi yang tinggi.

Interpolasi intensitas dilakukan dengan proses resampling untuk menentukan nilai piksel pada citra yang
sudah  dibetulkan  secara geometris.  Ada tiga metode  yang  bisa dilakukan  untuk  melakukan  proses  ini
antara lain:

1.    Interpolasi tetangga terdekat. Nilai kecerahan (DN) dari suatu piksel ditentukan dari piksel-piksel  terdekat dari citra yang belum terkoreksi.
2.    Interpolasi Bilinier. Nilai kecerahan (DN) dari suatu piksel ditentukan dari 4 piksel-piksel terdekat  dari citra yang belum terkoreksi.
3.    Cubic-convolution.  Proses interpolasi  ini  mirip  dengan  interpolasi  bilinear tetapi menggunakan  16 piksel sekitarnya.

C. Cara Kerja

1.    Gunakan  data citra landsat  semarang  2001  yang  telah  dikoreksi  secara radiometric  pada praktikum 2, “smg_2001_atm”.
2.    Lakukan  registrasi citra semarang tahun 2001 berdasarkan koordinat dari citra semarang yang  sudah terkoreksi “smg_rwpng”.



    Create New Georeference dari panel menu operation.
    Georeference name: smg_2001a
    pilih GeoRef Tiepoints
    Coordinate System: create new (click      )
    Coordinate system name: utmwgs84_49s
    Pilih CoordSystem Projection  OK
    Projection: UTM   Datum: WGS 84
    Uncheck the Northern Hemisphere
    Zone: 49   OK
    Background Map: smg_2001_atm (map list), OK dan pilih komposisi peta.




3.    Buka dan  buat  komposit  dari  citra yang  telah  berkoordinat  “smg_rwpng”  pada  window  yang lain  dan identifikasi  objek-objek  yang Nampak  jelas  pada  kedua  citra.  Diutamakan objek-objek yang dibuat manusia misalnya jalan, jembatan, pelabuhan, airport, dll.
4.    Gunakan  koordinat pada objek-objek tersebut (minimal 6 titik) sebagai GCP untuk  mengkoreksi  citra semarang 2001. Isikan hasilnya pada tabel berikut
5.    Tambahkan tie point sesuai posisiya
6.    Atur sedemikian hingga sigma valuanya kurang dari 0.5. 
7.    Apabila nilai sigma telah memenuhi klik exit the GeoReference Editor window.
8.    Cobalah  melakukan  tumpang susun  kedua  dan  perhatikan  apakah  keduanya  tertampal  dengan baik.
9.    Buatlah laporan dengan lengkap dengan screen shoot semua proses dan hasilnya.
10.    Dan buatlah analisis serta kesimpulan.

D. Hasil dan Analisis
 Gambar 01 proses koreksi geometric 01



Gambar 02  proses koreksi geometric


Gambar 03 hasil koreksi geometric


 nilai koordinat x dam y koreksi geometric

PRAKTIKUM 4
INTERPRETASI VISUAL DAN DIGITASI ON SCREEN
A. Tujuan
Mahasiswa  dapat  mengenali  objek-objek  geografis  di  permukaan  bumi  melaui  interpretasi  visual  menggunakan elemen kunci interpretasi.
B. Landasan Teori
Ekstraksi  informasi merupakan proses penting  agar data penginderaan  jauh dapat dimanfaatkan  lebih  lanjut. Secara umum proses ekstraksi  (pengambilan)  informasi dari citra  satellite dapat dibagi menjadi  dua  golongan,  antara  lain  (Tempfli  et  al,  2009):  (1)  ekstraksi  informasi  berdasarkan  interpretasi  citra  secara visual misalnya pemetaan penggunaan  lahan dan pemetaan  jenis  tanah.  (2) ekstraksi  informasi  secara semi otomatis menggunakan computer (digital). 
Praktikum kali ini akan membahas mengenai ekstraksi informasi yang pertama yakni ekstraksi informasi  berdasarkan  interpretasi  citra  secara  visual.  Interpretasi  visual  sangat  tergantung  pada  interpreter  dalam mengenali  objek.  Secara  umum  proses  pengenalan  objek  dapat  dibagi  dua  yakni  pengenalan  spontan  (spontaneous  recognition),  dalam  kategori  ini  seorang  interpreter  akan  langsung  mengenal  objek di citra dari hasil pengamatan sepintas secara cepat. Kategori kedua adalah logical inference yakni  seorang  interpreter menggunakan  alasan-alasan  tertentu  dalam mengenali  objek  secara  logis  karena  objek  tidak dapat  secara  langsung dikenali. Dalam hal  ini, pengetahuan professional dan pengalaman  dangat diperlukan.   Untuk melakukan  interpretasi  secara  visual,  perlu  beberapa  unsur  yang  digunakan  untuk mengenali  objek berdasarkan  karakternya. Unsur-unsur  tersebut diantaranya:  rona/warna,  tekstur,  pola, bentuk,  ukuran, tinggi, bayangan, lokasi, asosiasi. 
C. Alat dan bahan:
1.    Data praktikum
2.    Laptop/ pc
3.    Aplikasi ilwis
D. Cara kerja:
1.    Buatlah file segmen baru menggunakan menu create->new segment map.
2.    Masukan nama peta, pilih system koordinatnya dan buatlah domain baru
3.    Masukan beberapa kelas tutupan lahan yang mungkin ada pada citra, misalnya sawah.
4.    Gunakan ikon   untuk membatasi tutupan lahan.
5.    Gunakan file-check segment untuk mengecek keberaran hasil digitasi.
6.    Apabila semua objek telah didigitasi, simpan dan gunakan ikon exit ( ) untuk keluar.
7.    Langkah berikutnya buatlah peta titik untuk memberikan atribut pada polygon yang akan dibuat
8.    menggunakan menu create->new point map. Gunakan proyeksi dan domain yang sama.
9.    Simpan dan keluar apabila telah selesai.
10.    Langkah  berikutnya  dalah merubah  segmen menjadi  polygon menggunakan menu  vectorize >segment to polygon sebagai berikut
E. Hasil praktikum

Gambar 01. Gambar hasil digitasi pengunaan lahan


Gambar 02. Hasil digitasi dan pemberian titik

Gambar 03. Polygon penggunaan lahan



PRAKTIKUM 5

A.    Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan analysis NDVI untuk pemetaan kerapatan mangrove
B.    Pendahuluan
Kepulauan Karimunjawa adalah rantai pulau-pulau kecil yang terletak sebelah barat laut dari Pulau Jawa, pulau yang paling ramai di Indonesia. Karena lokasi yang terisolasi, tidak banyak orang mengenali daerah ini. Nusantara ini memiliki sumber daya alam yang indah murni dan keragaman ekosistem yang luar biasa. Karimunjawa merupakan salah satu daerah pertama diakui sebagai penting untuk konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati laut.
Panorama alam, keindahan bawah air, berbagai organisme laut, hutan bakau, semua masih alami dan murni, sehingga Karimunjawa sekarang menjadi taman nasional laut. Pulau-pulau Karimunjawa secara administratif bagian dari Kabupaten Jepara, yang terletak sekitar 45 km arah barat laut dari Jepara kota. Benar-benar, daerah ini meliputi 107.226 ha, dengan 100.105 ha adalah bagian laut, dan sisanya adalah tanah. Suhu rata-rata di daerah ini adalah sekitar 26 sampai 30 derajat Celcius, dengan suhu minimum adalah 22 Celcius dan maksimum adalah 34 Celcius. Daya tarik Karimunjawa adalah flora dan fauna. Hal ini dapat dilihat dari lima jenis ekosistem flora, yaitu;
terumbu karang ekosistem, hutan mangrove, hutan pantai, lapangan merenungkan dan hutan dataran rendah. Di sisi lain, ada banyak jenis fauna, seperti monyet ekor panjang, rusa, dan juga fauna perairan yang terdiri dari 242 jenis ikan hias dan 133 jenis biota perairan dan ada juga 2 jenis penyu yang hidup di Taman Nasional ekosistem pulau-pulau Karimunjawa (www.centraljava-tourism.com).
Ekosistem mangrove adalah sistem di tempat alam untuk kehidupan yang mencerminkan keterkaitan antara makhluk hidup dengan lingkungan mereka dan di antara makhluk hidup itu sendiri, hadir di wilayah pesisir, terpengaruh oleh pasang surut dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam atau perairan payau. Fungsi ekologis dari hutan mangrove meliputi: pantai pelindung, mencegah intrusi air laut, habitat (perumahan), mencari makan (feeding ground), tempat perawatan dan pemeliharaan (tanah pembibitan), di 2 mana pemijahan (tanah Pemijahan) untuk berbagai biota perairan, seperti baik sebagai pengatur iklim mikro.
Hutan mangrove adalah hutan yang terletak di daerah pesisir yang selalu atau teratur tergenang air laut dan dipengaruhi oleh pasang surut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sementara itu, daerah pesisir daratan yang terletak di daerah hilir DAS (DAS), yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh air pasang, dengan kemiringan kurang dari 8%. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi kepadatan mangrove di Pulau Karimunjawa dan sekitarnya analisis multispektral dengan menggunakan Landsat 7 ETM.
C.    Metode
1.    Lokasi Studi
Karimunjawa kepulauan merupakan salah satu wilayah kabupaten di bawah Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah Indonesia. Ini kebohongan dari 5 ° 49 '- 5 ° 57' Lintang Selatan dan 110 ° 04 '-110 ° 40' Bujur Timur. Terdiri dari 22 pulau-pulau di Laut Jawa, distrik Karimunjawa dibagi menjadi tiga desa, yaitu Karimunjawa, Kemujan dan Parang. Perhatian studi untuk mengklasifikasikan kerapatan mangrove dari pulau utama yaitu Pulau Karimunjawa dansekitarnya. Luasnya daerah spasial digambarkan pada GambarCentral Java Study Area 00.51 2 3 4 Km ²


Gambar 1. Area Study
2.  Bahan
1. Citra Landsat 7 ETM terkoreksi secara geometrik (Karimunjawa.tiff) terdiri atas 3 band:
- Band 1, blue channel,
- Band 2, green channel, and
- Band 3, red channel.
2. Citra Landsat 7 ETM belum terkoreksi (Landsat_Karimunjawa) terdiri atas 6 bands, yakni:
- Band 1, blue channel.
- Band 2, green channel.
- Band 3, red channel.
- Band 4, near infra red (NIR) channel.
- Band 5, middle infra red 1(MIR1). And
- Band 7, middle infra red 2(MIR2).
3. Batas pulau Karimunjawa (Shapefile)
Software ILWIS 3.3 academic.
Analisa Data Perhitungan NDVI dengan rumus berikut (Jensen, 2005):
NDVI : Ρtm4 - Ρtm3
Ρtm4 + Ρtm3
Klasifikasi kerapatan mangrove dengan ketentuan berikut.
Tabel 1. Klasifikasi Kerapatan Mangrove berdasarkan Nilai NDVI
No Kelas NDVI
1 Kerapatan Tinggi 0,42 to ≤ 1,00
2 Kerapatan Sedang 0,33 to ≤ 0,42
3 Kerapatan Rendah ‐1,00 to ≤ 0,33
Sumber: BAPLAN Forestry.
3.    Langkah Kerja
Keterangan
1.Import semua data ke format ilwis seperti praktikum 1.



2.Lakukan koreksi radiometrik (lihat praktikum 2) relatif terhadap citra Landsat_Karimunjawa. Nilai hasil perekaman minimum pada saluran NIR adalah 0, sehingga semua saluran harus memiliki nilai 0 sebagai nilai minimumnya.

Landsat_Karimunjawa sebelum koreksi

Landsat_Karimunjawa sesudah koreksi

nilai  hitograf sebelum koreksi
              

         

Nilai Histograf Setelah Koreksi

        

      
   

3.Gunakan citra Karimunjawa.tiff sebagai referensi untuk koreksi geometric (lihat praktikum 3).

citra Karimunjawa.tiff sebagai referensi untuk koreksi geometric
hasil koreksi geometrik


Lansad karimunjawa setelah koreksi geometrik

4. Cari komposisi RGB citra yang paling kontras menggambarkan kenampakan mangrove, dan gunakan untuk delineasi secara visual batas ekosistem mangrove.







5. Gunakan unsur‐unsur interpretasi citra untuk mengenali obyek mangrove dan lingkungannya.



6. Transformasi NDVI hanya diaplikasikan untuk daerah ber‐ekosistem mangrove.

7. Nilai NDVI berkisar antara ‐1 hingga 1.

8. Rentang kerapatan vegetasi mangrove menurut BAPLAN Kehutanan:
‐ Kerapatan tinggi (0,42 ≤ NDVI ≤ 1,00)
‐ Kerapatan sedang (0,33 ≤ NDVI ≤ 0,42)
‐ Kerapatan rendah (‐1,00 ≤ NDVI ≤ 0,33)






9. Konversi hasil klasifikasi ke dalam format vector. Buat layout peta kerapatan vegetasi mangrove sesuai dengan kaidah kartografis. Gunakan citra komposit sebagai backgrou