Total Tayangan Halaman

Minggu, 26 September 2010

laporan kkl_1 fkip geografi ums

LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN I




Oleh:
Kelompok I

Andi ardiyanto A610090053
Dina khoiriyah A610090054
Muh. agus hidayatullah A610090046
Alfi fardani A610090029
Dwi wijanarko A610090047

Hamid ar razzaq A610090037
Rita indariani A610090017
Kurniasih A610090039
Miftakhul huda A610090004
Widha adhi pradana A610090022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpaha rahmatnya kepada kita sekalian. Yang tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan KKL I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Geografi UMS, dan terimakasih kepada bapak ibu dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyususnan laporan KKL ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua teman-teman yang telah sangat membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami juga ucapkan terimakasih kepada bapak ibu kami yang tidak langsung adalah orang yang selalu memberikan dukungan dan motifasi kepada kami. Dan laopran ini kami susun untuk memenuhi tugas-tugas kami setelah mengadakan kegiatan KKL ini. Dan dengan penyususnan laporan ini semoga saja kami bisa menambah pengetahuan kami tentang ilmu-ilmu didalam Geografi.
Selain hal tersebut semoga saja dengan laporan ini dapat diambiol manfaatnya kepada senua pihak yang membacanya. Laporan ini kami susun berdasarkan obserfasi kami di lapangan.dan apa bila ada kekurangan dalam penyususnan laporan ini kami menaharap saran dan kritik dari semua pihak. Terimakasih.

Kelompok I









BAB I
PENDAHULUAN
Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UMS adalah pusat pendidikan tenaga kependidikan yang menghasilkan guru pendidikan geografi yang berwawasan SIG, MITIGASI DAN MANAGEMEN BENCANA ALAM. Untuk mencapai hal itu, diperlukan pembelajaran teori, observasi, dan penelitian senyatanya (inquiry), yang diawali dengan kuliah kerja lapangan pengenalan bentang geografi.
Kuliah kerja lapangan meliputi dua aktivitas yaitu, pengamatan (observasi) dan penelitian (inquiry). Dengan pengamatan, mahasiswa dihadapkan langsung pada gejala alam di lapangan. Melalui pengamatan, gejala geografis diamati assosiasinya secara keruangan serta pola yang kompleks di suatu tempat. Pada kuliah kerja lapangan ini, mahasiswa melakukan pengumpulan data selengkap-lengkapnya.
Tujuan kuliah kerja lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal, mengamati, serta mamahami bentang alam dan bentang geografi.
Kuliah kerja lapangan pertama ini, rute yang dilalui meliputi; Pebelan, sebagai lokasi pertama, dilanjutkan ke Mojosongo-Ngunter-Waduk Gajah Mungkur-Parang Tritis-Magelang-Secang-Rawa Pening dan kembali ke kampus.












BAB II
HASIL PENGAMATAN
LOKASI I
PABELAN
A. Lokasi
Secara geografis, Pabelan terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dengan ketinggian sekitar 109 meter dari permukaan laut
B. Biogeografi
Lokasi ini termasuk daerah yang mempunyai banyak jenis vegetasinya. Tumbuhan yang mendominasi daerah Pabelan adalah pohon akasia yang bermanfaat untuk bahan bangunan, akan tetapi dalam kawasan Pabelan ini lebih berfungsi sebagai pohon perindang. Di daerah pabelan Sebagaian memang masih ada lahan pertanian hal ini di karenakan banyak lahan sudah dipergunakan untuk pemukiman sehingga lahan untuk pertanian sangat terbatas. Sedang sumber air yang dipergunakan oleh penduduk berasal dari sumur ataupun PDAM.
C. Geografi fisik
Secara morfologi daerah Pabelan dan sekitarnya merupakan daerah basin atau cekungan yang dikelilingi gunung Merapi, Merbabu dan gunung lawu. Disebelah barat kota terdapat gunung Merapi dan Merbabu sedangkan di sebelah timur terdapat gunung Lawu. Jadi wilayah pabelan merupakan daerah inter basin mountain. Daerah pabelan merupakan daerah yang subur yang sekarang telah berkembang menjadi kota yang ramai.
Air yang ada di kawasan Pabelan merupakan jenis air tanah. Akan tetapi, air di sini diduga sudah banyak mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh limbah detergen, pencemaran dari MCK akibat jarak sumur dengan MCK yang terlalu dekat, dan juga pencemaran lainnya. Hal ini mengakibatkan air di kawasan Pabelan tidak layak dikonsumsi.Faktor pemukiman atau kepadatan penduduk juga punya peranan besar dalam pencemaran air.
Pengaruh adanya pemukiman terhadap kualitas air tanah memperlihatkan perbedaan yang meyakinkan pada kadar nitrit, nitrat, sulfat, amonium, BOD, bakteri koli dan daya hantar listrik, dimana pada kelas kepadatan penduduk kelas rendah akan lebih besar daripada kelas kepadatan penduduk yang lain. Kondisi demikian lebih disebabkan oleh cara pembuangan dan jumlah limbah domestik yang dibuang dalam tanah.
Tidak hanya berakibat pada pencemaran air, mobilitas penduduk yang tinggi dengan menggunakan kendaraan bermotor, juga berakibat pada pencemaran udara sehingga udara di Pabelan sangat panas.
D. sosial ekonomi
Penduduk di sekitar Pabelan beragam, datang dari berbagai wilayah, baik untuk bekerja atau untuk menuntut ilmu. Matapencaharian di Pabelan didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa, rental komputer, fotokopi,sewa kos dan yang lainnya.
Hal ini didukung oleh banyaknya mahasiswa yang bisa dijadikan objek bisnis mereka mengingat kebutuhan mahasiswa yang tinggi. Dari segi sumberdaya manusia, Pabelan sudah tergolong maju, hal ini karena banyak penduduknya yang sudah mengecap bangku kuliah. Banyaknya kaum terpelajar di kawasan Pabelan juga membuat daerah ini sangat potensial untuk kegiatan perekonomian karena letaknya yang strategis dan banyaknya mahasiswa mendukung adanya kegiatan perekonomian ini.











LOKASI II
MOJOSONGO
A. lokasi
Lokasi pengamatan ke-2 adalah Mojosongo, Solo. Secara astronomis, Mojosongo terletak pada 70 32, 444’ LS dan 1100 51, 895’ BT, dengan ketinggian 113 meter dari permukaan lautl. Daerah ini merupakan jalur ring road yang belum lama selesai dibangun.
B. Biogeografi
Daerah ini merupakan daerah kering sehingga jarang vegetasi yang ada. Tanaman yang mendominasi adalah kayu jati, singkong, sukun dan akasia. Tanaman ini merupakan tanaman insitu. Sedangkan tanaman pertanian seperti padi dan jagung, jarang ditemui di daerah ini mengingat tanahnya yang kering dan ketersediaan air yang kurang. Warga sekitar Mojosongo lebih memilih menanam tanaman yang tidak banyak membutuhkan pasokan air.
Adapun tanaman-tanaman ini juga dinilai lebih banyak manfaatnya, seperti, kayu jati, digunakan untuk bahan bangunan dan kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi, singkong dan sukun, untuk bahan makanan seperti keripik, sedangkan pohon akasia dapat digunakan untuk bahan bangunan

.
Gambar 001: lokasi Mojosongo

C. Geografi fisik
Proses yang terjadi di daerah Mojosongo, sebagaian cekungan gunung berapi, Lawa dan Merbabu, mengeluarkan material yang diendapkan di sebuah cekungan atau danau. Dan ada proses diapiris, yaitu, jika material di bawah terjadi adanya tekanan. Mojosongo merupakan daerah dengan permukaan yang bergelombang.Jadi bentuk lahan di Mojosongo merupakan lahan struktural yang berupa lipatan dari gunung lawu, sehingga permukaan tanahnya bergelombang dan banyak terdapat perbukitan. Tanah di sini merupakan tanah kering dengan didominasi warna coklat kekuning-kuningan atau menurut buku Munsell ada pada 10 .6/6
Batuan yang berada di daerah Mojosongo kebanyakan batuan sedimen dan batuan konglomerat. Karena daerah Mojosongo dahulunya merupakan daerah endapan atau fluvial sehingga banyak ditemukan batuan sedimen dan metamorf, tetapi karena proses endogen dari pergerakan lempeng sehingga permukan tanah naik dan terjadilah lipatan dan perbukitan.

Gambar 002: batu konglomerat
D. Sosial ekonomi
Sebelum dibangunnya ring road, daerah ini merupakan daerah yang kurang maju terutama segi ekonomi. Namun, setelah ada kebijakan pemerintah Kota Surakarta untuk membangun jalur ring road, daerah ini sedikit demi sedikit mengalami kemujian. Hal ini dapat dilihat dari munculnya kegiatan perekonomian seperti adanya toko, bengkel, dan pembuatan batako di sepanjang jalur ring road ini. Efek lain adalah melonjaknya harga tanah di sepanjang jalur ring road Mojosongo.Tingkat pendidikan di Mojosongo termasuk tinggi karena banyak yang penduduknya yang bisa mengecap pendidikan hingga bangku kuliah.
LOKASI III
DESA NGUTER
A. Lokasi
Pengamatan dalam kerja lapangan kelompok kita yang kedua adalah di lokasi daerah Nguter kecamatan nguter kabupaten sukoharjo, lokasi ini termasuk daerah perbatasan antara sukoharjo dan wonogiri.
Daerah ini ketinggiannya 125 m dpl, dengan 57º-43,427’ LS dan 110º-51,916’ BT Yang termasuk daerah yang di lewati aliran air sungai yang rendah dari mulai sungai-sungai kecil dan Bengawan solo di teruskan oleh perbukitan sehingga menuju ke daerah dataran alluvial atau lokasi kedua di lapangan.

B. Biogeografi
Daerah ini adalah dulunya daerah raguna dengan kandungan air asin , air di daerah ini selalu mengalir sepanjang tahunakan air yang mengalir todak cocok untuk di minum karena air kelihatan berminyak seperti masih terdapat kandungan kimiannya. Di derah ini vegetasi yang kita jumpai kebanyakan pertanian berupa padi, singkong di sini terdapat juga tanaman keras seperti jati,tulok dll. Ada juga binatang seperti untuk ternak sapi, ayam, kambing, kupu-kupu, burung dan spesies-spesies lainnya.
Di daerah ini hubung antar organisme sangat penting seperti padi yang di makan oleh wereng , terus wereng di makan oleh burung sehingga membuat hama-hama menjadi berkurang dan membantu dalan penghasilan padi yang meningkat walaupun di bandingkan daerah lain masih kurang. Dalam hal ini cuaca juga mendukung dalam hal pertanian di sini dengfan cuaca yang panas atau kemarau air tidak habis sebab air yang mengalir terus sehingga terdapat ragam vegetasi yang dapat hidup.
Tetapi hal ini juga terdapat dampak negatifnya dengan tanah ada oksidasi sehingga membuat reduksi pada tanah yang membuat tekanan naik ke udara dan ada suhunya yang berbeda di udara yang mempengaruhi lapisan udara di atmosfer. Pupuk kimia juga banyak mengandung reduksi dengan bahan kimia yang berlebihan sehingga di anjurkan memakai pupuk organic yang pencemaran reduksi dapat berkurang. Dalam hal ini norganisme di dalam tanah sangat berperan dalam kesuburan tanah yang dapat mengurangi kandunag kimia yang terlalu besar di dalam tanah daerah nguter.
C.Geografi fisik
Di dalam bentang alam yang ada di daerah nguter, sukoharjo termasuk daerah dataran alluvial dengan dari bentuk reliefnya dan material-material di dalamnya adalah proses dari alluvial. Landscape yang terdapat di daerah ini yang terkena proses alluvial terdapat tiga bentang yaitu:
• dataran alluvial
• dataran banjir
• tanggul alam

Gambar 003: lahan pertanian di desa nguter
di daerah nguter adanya sebuah fenomena melandring yaitu adanya sungai-sungai yang berbelok-belok yang sungai-sungai kecil ini bersumbu pada sungai Bengawan solo. Daerah ini juga terdapat jembatan Bacem yang dilewati sungai bengawan solo.
Daerah nguter adalah daerah cekungan yang terdiri dari pegununganan yang mengelilingi daerah ini yang sama dengan daerah solo dan sekitarnya dan juga aliran sungai. Di daerah ini materialnya sudah mulai halus karena daerah yang sungai-sungainya semakin jauh dan berbelok-belok.
Dalam hal ini sebenarnya penggunaan lahan di sekitar daerah nguter mengganggu kualitas airc tetapi dari lahan tersebut yang termasuk lahan yang subur adalah mata pencaharian penduduk sekitar daerah nguter.industri-industri juga mengganggu kelangsungan kualitas air.
Tanah di daerah nguter dan sekitrarnya memang adalah daerah yang tanahnya dikatakan tanah yang subur karena sudah di jelaskan sebagai daerah alluvial dengan cirri-ciri:
• Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
• Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air.
• Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur.
• Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan.
D. Sosial ekonomi
Social ekonomi dan budaya di daerah nguter sudah terbilang termasuk lokasi yang berada di pinggir kota dengan daerah yang mungkin termasuk daerah yang sepi Cuma beberapa kendaraan yang lewat karena lebih tertuju penduduknya pergi ke kota, mungkin bukan hanya itu dari kerja lapangan kemarin masih sedikit penduduk yang bermukim di daerah nguter, wilayahnya masih berupa persawahan dan pepohonan-pepohonan atau masih lahan rumput biasa.
Dan memang rata-rata penduduk di sana mata pencaharian yang utama adalah pertanian walaupun ada juga yang bermata pencaharian sebagai perdagangan dan juga peternakan, walaupun peternakannya sedikit.

Gambar 004: pertanian di daerah Nguter
Tetapi kalau untuk pertanian memang relative besar karena penduduk yang rata-rata sedikit dan juga lahan sawah pertanian yang besar membuat penduduk lebir besar juga ke pertanian. Tetapi walaupun begitu bertambahnya penduduk pun juga bisa membuat lahan pertanian menjadi sempit walaupun sampai sekarang daerah nguter masih termasuk daerah yang tidak terlalu ramai.
Dari segi ekonominya yang rata-rata pedagang dan pertanian, dari bidang pertanian rata adalah padi, singkong itupun mungkin belum busa maksimal karena biasanya hasilnya bisa kena hama seperti wereng, sundep dan lain lain.
Tetapi walupun begitu kualitas berasnya sudah termasuk bagus karena rata-rata beras sukoharjo di kirim ke Jakarta dan harganya pun lebih mahal. Dari kualitas yang bagus itulah harga menjadi mahal dan bisa menghidupi masyarakatnya dengan tercukupi.

















LOKASI IV
WADUK GAJAH MUNGKUR
A. Lokasi
Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 80 01,568 LS dan 1100 44,738 BT ketinggian 391 meter dari permukaan laut. 3 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo Mulai dibangun di akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978.

Gambar 005: lokasi Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri
B. Biogeografi
Komponen biotik yang berada di waduk gajah mungkur adalah burung, tanaman akasia sebagai tanaman perdu dan penahan erosi. Tanaman padi,dan palawija yang ditanam oleh penduduk sekitar di lahan waduk yang mengering. Komponen abiotik meliputi tanah,air,iklim cuaca dan kelembapan. Ekosistem di daerah waduk mengalami suksesi sekunder karena pembangunan waduk sehingga terjadi ekosistem baru
C. Geografi fisik
Waduk gajah mungkur secara morfologi terletak di daerah basin yang membendung aliran air dari sungai dan menjadi danau atau waduk. Pada tahun 1970 pemerintah pusat mencanangkan mega proyek yakni membendung Bengawan Solo yang mengalir di antara celah gunung Gajah Mungkur. Bendungan berada 2 kilometer selatan kota Wonogiri.
Dengan dana pinjaman luar negeri.Bendungan yang memporak-porandakan 5 kecamatan (Kec. Betal, Baturetno, Eromoko, Wuryantoro, dan Giriwoyo) mengharuskan masyarakat pindah dari desa-desa Batuan yang dominan di daerah sekitar waduk adalah batuan breksi yang permukanya kasar. Selain itu ada juga batuan kapur. Batuan kapur tersebut lama kelaman akan hilang karena terjadi proses solusional atau pelarutan kapur karena air sehingga banyak terdapat tebing dan perbukitan yang curam..
Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha di 7 kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt.
Dalam membangun waduk ini pemerintah memindahkan penduduk yang tergusur perairan waduk dengan transmigrasi Bedhol Deso ke Sitiung, wilayah Provinsi Lampung. Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing.
Selain itu dapat pula menikmati olah raga layang gantung (Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6 km arah selatan Kota Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan sebagian dari dasar waduk kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menanami tanaman semusim, seperti jagung.

Gambar 006: Waduk Gajah Mungkur

Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun sampai tahun 2007,semakin kelihatan begitu tingginya endapan lumpur membuat sangsi apakah umurnya bisa 100 tahun Pada akhir tahun 2006 di saat musim kemarau, permukaan waduk menurun sehingga menjadi jalan yang menghubungkan kota kecamatan Eromoko dengan Baturetno. Ini disebabkan pengelolaan hutan sabuk hijau yang tidak benar.
D. Tanah
Tanah di waduk gajah mungkur merupakan tanah endapan yang di bawa oleh arus sungai sehingga tanah di sekitar waduk menjadi subur tetapi berbeda bila kita keluar dari lingkungan waduk tanah menjadi gersang dan tandus. Apabila pada musim kemarau dan air danau menjadi sedikit maka akan terliat tanah kosong dan oleh masyarakat sekitar di manfaatkan untuk bercocok tanam padi atau polowijo. Tanah di sekitar waduk berwarana hitam karena banyak mengandung unsur hara bersrtuktur remah dan bertesktur pasir berlempung.

E. Sosial ekonomi
Kondisi geografis wilayah kabupaten Wonogiri gersang, tandus, dan daerah pegunungan kapur. Era tahun 70 - 80 an Wonogiri sebagai daerah yang sangat tertinggal baik secara ekonomis, pendidikan, maupun pembangunan. Hampir 90 persen penduduk bermata-pencaharian sebagai petani tadah hujan. Tanaman andalan singkong dan jagung. Maka Wonogiri di kenal daerah penghasil Gaplek terbesar. Sebagian masyarakat juga mengkonsumsi nasi Gaplek yang di sebut "thiwul".
Untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat di daerah ini, Pada tahun 1970 pemerintah pusat mencanangkan mega proyek yakni membendung Bengawan Solo yang mengalir di antara celah gunung Gajah Mungkur. Bendungan berada 2 kilometer selatan kota Wonogiri. Dengan dana pinjaman luar negeri. Bendungan yang memporak-porandakan 5 kecamatan (Kec. Betal, Baturetno, Eromoko, Wuryantoro, dan Giriwoyo) mengharuskan masyarakat pindah dari desa-desa.
Sebagai pengganti, pemerintah mencanangkan program transmigrasi "bedhol desa" ke Pematang Panggang (Sumatera Selatan), Ketahun dan Kurotidur (Bengkulu) kala itu; namun tidak sedikit masyarakat di desa-desa menolak "proyek" pengganti itu, karena tidak akan dapat memperbaiki taraf hidup mereka.
Masyarakat genangan waduk itu, sampai saat ini (setelah 30 tahun) tetap sebagai masyarakat desa yang sederhana, sebagai masyarakat petani tradisional. Masyarakat yang kehilangan hak lahan pertanian mereka.Bendungan Gajah mungkur dilihat dari sisi utara (kota Wonogiri) dan sisi barat (kecamatan Wuryantoro)
Sementara itu, banyak generasi mudanya mengadu nasib ke kota-kota besar mencari penghidupan yang lebih baik meski tanpa bekal pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Karena masa itu, pendidikan yang memadai hampir menjadi hal yang sulit


















LOKASI V
DOLINE
A. Lokasi
• Ketinggian : 391 meter dari permukaan laut
• LS : 80 01,570
• BT : 1100 44,740
Lokasi Relatif :Ds.Wonosari Kab.Wonogiri Jawa Tengah
B. Biogeografi :
Ekosistem Doline dan dataran tinggi karst adapun tumbuhan atau flora yang dapat di jumpai di daerah ini adalah rumput,semak,jati,akasia,ketela (monihot ultilisi) dan dominasi flora di daerah ini adalah pohon jati.Sedangkan fauna yang ada di doline adalah ikan.
Penduduk disekitar doline atau pegunungan karst memanfaatkan tanah di sekitar doline untuk ditanami ketela pohon atau singkong. Pada zaman dahulu singkong di daerah itu digunakan sebagai makanan pokok sehari-hari hal itu dikarenakan disana jarang ditemukan tanaman padi. Pengolahan singkong sebagai bahan makanan pokok yaitu dengan dibuat tepung atau ragi kemudian dapat di buat bubur atau roti dan ada juga yang mengolah untuk dijadikan tiwul.


Gambar 007: telaga doline di pegunungan karts

C. Geomorfologi
Doline adalah danau alami yang berada di daerah bentang lahan karst.Danau ini terbentuk cekungan yang disekelilingnya terdapat kubah-kubah karst.Batuan yang ada di daerah ini di dominasi oleh batuan kapur.Batuan yang berlubang dan berongga (komise) yang disebabakan oleh proses solosional (pelarutan batuan karst dan terkena air hujan sehingga lapisan batu karst tersebut hilang dan menjadikan lubang).
Pegunungan karts berbentuk seperti tempurung kelapa yang terbalik hal ini dikarenakan proses pelapukan batuan di pegunungan karts terjadi dilapisan terluar dari pegunungan. Awal mulanya bentuknya seperti kubah-kubah tetapi karena proses solusional maka lama kelamaan menjadi bulat karena proses pelapukan tersebut.

Gamba 008: batu kapur di Pegunungan karts
Doline ini dibawahnya terdapat tanah telarosa yang terisi tanah liat karena kandungan sangat tinggi dan menjadi impermeable. Hidrologi yangh dijumpai adalah air permukaan yang berupa doline. Air ini dimanfaatkan oleh warga untuk mandi, mencuci, mandi hewan dan pemancingan.
Sedangkan air bawah tanah terdapat disungai bawah tanah yaitu air yang masuk pada sungai bawah tanah. Tanah yang berada di lahan ini adalah tanah terrarosa yang berwarna merah bertekstur lempung dan berstruktur granular, yang dimanfaatkan untuk perkebunan ketela pohon.

D. Sosial ekonomi
Mata pencaharian penduduk didesa itu sebagian besar petani menanam ketela.selain sebagai petani ada juga yang bekerja pada sektor penambangan. Kebanyakan mereka bekerja sebagai buruh atau pegawai tambang batu kapur yang dimiliki oleh perusahaan besar, tetapi ada juga yang mendirikan sendiri pertambangan batu kapur secara tradisional. Aktifitas penambangan batu kapur ini dapat menyebabkan kerusakan alam. Hal ini dapat terjadi karena dengan penambangan secara liar dapat menyebabakan tanah erosi atau bahkan tanah longsor yang dapat membahayakan dan menimbulkan bencana alam.
Pendidikan sudah mengalami peningkatan dari tahun-tahun yang lalu. Pada waktu ini sudah banyak masyarakat yang sudah lulus bangku SMA dan ada juga yang lulus Sarjana. Banyak pemuda yang berimigrasi kekota untuk merantau dan bekerja, potensi yang berada di doline ini jika dilakukan pengelolaan dengan melihat potensinya sebagai wisata pemancingan karst.
Makanan pokok daerah tersebut ada yang mengunakan nasi tetapi ada juga sebagian kecil menggunakan singkong atau tiwul. Untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat di daerah pegunungan karts mengunakan air dari doline tetapi sekarang ada juga yang mengunakan dari air bawah tanah atau pun sungai bawah tanah yang di pompa.
Populasi di daerah gunung kidul tepatnya di wilayah pegunungan krats masih sangat jarang hal ini dimungkinkan karena faktor tanah yang tidak begitu subur karena terjadi erosi dan pelapukan.










LOKASI VI
PARANGTRITIS
A. Lokasi
Berdasar letak administrasi, Parangtritis termasuk di wilayah Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Sedangkan secara geologis, Parangtritis terletak di Provinsi geologi Jawa Tengah zona pegunungan sewu dan zona daratan aluvial pantai. Dan secara fisiografik, Parangtritis dan sekitarnya terletak pada zona Plato Selatan Jawa Tengah yang berupa pegunungan Karst yang dibatasi okeh jalur Batur agung

Gambar 009: pantai parang tritis

B. Biogeografi
Vegetasi yang mendominasi daerag Parangtritis ini adalah pohon kelapa dan pandan laut. Selain itu ada beberapa ekor ubur-ubur dan keong apa bila wangtu musim tertentu.
C. Geografi fisik
Daerah Parangtritis terbagi menjadi empat bentangan alam geomorfik dan geologik, yaitu:
• Dataran Aluvial
• Dataran Pantai dengan bukit pasir
• Karst Gunung Sewu
• Pegunungan Batur Agung
Dataran Alluvial terbagi menjadi 2, yaitu:
• Dataran aluvial sungai Opak yang banyak mengandung pasir, karena merupakan kelanjutan dari flavio-vulcanic foot plain bersifat andesitis.
• Dataran aluvial selatan sungai Opak bersifat lempung karena pengaruh material alivial berasal dari pegunungan sebelah timur diendapkan banjir.
Dataran pantai dengan bukit-bukit pasir.
Bentuk lahan ini terbentuk karena dua faktor utama, yaitu adanya kekuatan tiupan angin dan adanya material pasir.Pasir yang berasal dari daratan (vulkan merapi) yang dihapuskan kembali oleh angin secara selektif, akhirnya diendapkan menjadi bermacam-macam bukit pasir (sand dunes). Secara garis besar bentuk endapan eolus tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu :
• Bentuk mikro, yaitu berupa riak-riak pasir / gelombang kecil pasir (sand ripples). Bentuk ini juga terdapat di dasar laut berpasir dengan gelombang (riak laut) yang tenang.
• Bentuk makro, yaitu berupa bukit-bukit pasir yang bermacam-macam bentuknya seperti bukit pasir bujur sisir, sapit parabola, dan lain-lain, bentuk-bentuk ini dipengaruhi oleh garis pesisir, tumbuhan dan arah tiupan angin.
D. Sand dune
Parangtritis merupakan satu-satunya kawasan di Asia Tenggara yang mempunyai gumuk pasir. Bukit ini terbentuk secara alami oleh pengaruh angin dan bisa berpindah-pindah secara alami,tanpa campur tangan manusia, merupakan kenampakan geografis yang unik.
Proses alami yang membentuk bukit pasir alam ini melalui proses seperti gunung Merapi yang berjarak sekitarr 50 km di sebelah utara Parangtritis banyak memuntahkan material vulkanikberupa pasir. Melalui dan Parangtritis yang berdekatan itu menyebabkan jumplah pasir yang mengendap di pesisir cukup besar. Apalagi gunung ini masih aktif memuntahkan materia ulkaniknya secara periodik. Hempasan angin timur yang cukup kuatdan di dukung kondisi lereng terjal (cliff) di sebelah timur membuat butir-butir pasir tersebut diendapkan sedikit demi sedikit sehingga membentuk bukit pasir secara alami. Uniknya, bukit pasir ini dapat berpindah lokasi mengarah ke barat.
Proses akumulasi pasir karena tiupan angin ini berlangsung hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun hingga membentuk bukit. Secara umum gumuk pasir memiliki lima tipe, yakni bulan sabit, lidah (linear), bintang (star), parabola (parabolic), dan kubah (dome). Gumuk pasir di Parangtritis didominasi oleh tipe bulan sabit. Ini bisa terjadi lantaran terpengaruh oleh arah angin timur yaang kuat.
Walaupun demikian, di sana juga terdapat beberapa tipe gunuk pasir yang langka. Di antaranya bebentuk bulan sabit, parabola, sisir, serta bukit yang memanjang. Bentuk gumuk pasir yang berbeda itu disebabkan perbedaan arah angin yang membentuk bukit pasir alam.
E. Sosial ekonomi
Masyarakat sekitar parang tritis kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Biasanya penduduk mengunakan kesempatan ketika air laut surut untuk menagkap iakn dan gurita. Selain itu ada juga penduduk yang bekerja di bidang pariwisata dan perdagangan baik barang maupun jasa. Mereka dapat mengandalkan dari sektor pari wisata dengan banyaknya pengunjung yang datang maka masyarakat dapat menjual barang untuk oleh-oleh para pengunjung. Selain itu di bidang jasa masyarakat parang tritis juga menyewakan dokar ,toilet,kamar mandi dan kolam renang.
Dari sudut pandang kebudayaan di daerah parang tritis ada kepercayaan tentang kerajaan di laut pantai selatan yang dipimpin oleh Nyi roro kidul atau Kanjeng ratu kidul. Oleh karena adanya mitos tentang kerajaan laut selatan maka ada pantangan –pantangan tertentu seperti di larang mengenakan baju yang berwarna hijau muda dan berenang terlalu menengah.







LOKASI VII
SUNGAI WINONGO

A. Lokasi
Sungai winongo terletak di ketinggian 11 meter dari permukaan air laut 7 0 59 ,317” LS dan 110 0 18,791’ BT letak administrasi di kecamatan Kretek kabupaten Bantul, Yogyakarta
B. Biogeografi
Mahluk hidup yang berada di sungai winongo di dominasi oleh tumbuhan dan alang-alang , tetapi ada juga tanaman yang lain seperti padi, pohon pisang dan pohon kelapa. Alang-alang biasanya tumbuh didaerah gosong sungai.secara keseluruhan ekosistem di daerah tersebut saling terkait dan mempunyai hubungan saling mempengaruhi. Dari sudut letaknya termasuk ekosistem aquatik yang berada di daerah estuarin fluvial.

Gambar 010: Bendungan sungai Winongo di Kretek kab Bantul

C. Geografi fisik
Morfologi di daerah sungai winongo termasuk daerah esturin fluvial hal ini di karenakan daerah di sungai winongo terletak dekat laut yang berada di hilir, tetapi sifat dari air sungai tersebut masih tawar sehingga masih termasuk estuarin fluvial.
Sedangkan morfogenesa daerah sekitar sungai winongo berasal dari endapan material-material yang terbawa arus sungai yang berasal dari gunung merapi. proses pengendapan tanah di daerah sungai winongo menyebabkan tanah disekitar sungai winongo termasuk daerah yang subur karena sungai winongo banyak menandung unsur organik yang digunakan dan diserap oleh tanaman. Sehingga oleh masyarakat sekitar di manfaatkan di sektor pertanian.
Di sungai winongo juga terdapat tanggul atau bendungan yang difungsikan untuk irigasi dan pengairan sawah dan ladang di sekitar sungai winonggo.Di daerah sungai winongo mempunyai iklim tropis dan curah hujan yang tinggi tiap tahunnya. Sedangkan air didaerah sungai winongo berasal dari gunung merapi dan gunung kidul.

D. Tanah
Tanah di daerah sungai winpongo berasal dari endapan material vu;lkanik sehingga termasuk tanah endisol jadi tanah berwarna gelap dan hitam. Tanah tersebut sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibawa oleh arus sungai winongo.Tanah di sekitar sungai winongo bertestur pasir berlempung dan mempunyai struktur remah.

Gambar 011: lahan persawahan di sekitar bendungan sungai Winongo
E. Sosial ekonomi
Penduduk di daerah sungai winongo termasuk dalam suku jawa dengan bahasa sehari-hari mengunakan bahasa jawa. Matapencaharian penduduk di daerah sekitar sungai winongo sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan peternakan tetapi ada juga yang bekrja disektor perdagangan.
Pertanian di sekitar sungai winongo mempunyai tanah yang sangat subur sehingga oleh masyarakat sekitar banyak ditanami padi tetapi ada juga yang mengunakan sistem berselang seling atau bergantian anatra padi dan tanaman lain seperti palawija, cabe dan bawang.
Sedang pada sektor peternakan kebanyakan penduduk beternak sapi,sedang jenis sapi yang di ternakan adalah jenis sapi metal yang mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan sapi jawa.





















LOKASI VIII
SUNGAI OPAK

A. Lokasi
Sungai opak berlokasi 8 00,244LS dan110 17,761 BT ket 26 di kecamatan Kretek kabupaten Bantul, yogyakarta

B. Biogeografi
Ekosistem biotik di daerah sungai opak di dominasi oleh tumbuhan, seperti pohion pisang, pohon kelapa dan pohon bambu. Selain itu ada juga ikan jenis air tawar yang berada di sungai. Sedang di daerah gosong sungai kebanyakan tanamn rumput gajah dan alang-alang yang di gunakan oleh penduduk sekitar untuk memberi makan ternak. Sedangkan abiotiknya iklim, arus sungai, pasang surut dan tanah.Ekositem di sekitar sungai opak termasuk ekosistem aquatik yang masih terpengaruh oleh laut.

C. Geografi fisik
Morfologi sungai opak terletak di daerah estuarin fluvial sama dengan daerah di sungai winongo. Aliran sungai opak berasal dari sungai oyo dan sungai – sungai lain yang berada di sekitar sungai opak. Di sungai opak terjadi pengendapan partikel organik dan pasir yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk bahan bangunan. Endapan di sungai opak berasal dari gunung Merapi
.
Gambar 012 dan 013: jembatan dan bendungan sungai Opak di kec. Kretek
Disungai Opak terdapat jembatan yang menghubungkan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Jembatan tersebut terbuat daru besi dan beton yang panjangaya lebih dari 15 meter. Di bawah jembatandi buat bendungan yang berfungsi untuk memperkuat jembatan agar tidak terjadi erosi sehingga kekuatan dari jembatan tersebut semakin lama.
Dibawah jembatan juga dilarang untuk mengadakan aktifitas penambangan karena dapat merusak jembatan tersebut. Sungai opak bermuara di samudra hindia atau pantai selatanMorfokronologi Sungai opak terbentuk karena rekahan atau retakan lempeng bumi yang tertutup oleh partikel dan material yang berasal dari hulu yaitu gunung merapi sehingga terbentuklah sungai Opak tersebut.sedang daerah di sekitar sungai opak berasal dari endapan vulkanik gunung merapi yang di bawa oleh arus sungai.

D. Tanah
Tanah di sekitar sungai opak juga tidak berbeda dengan tanah di sungai winongo. Tanah di sungai opak mempunyai testur pasir berlempung, mempunyai struktur remah dan mudah hancur. Warna tanah hitam gelap karena termasuk tanmah andisol yang berasal dari endapan vulkanik. Sehingga baik untuk sektor pertanian.

E. Sosial ekonomi
Penduduk di sekitar sungai opak sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, beternak ,menambang dan berdagang. Penduduk memanfaatkan sungai opak untuk di ambil pasirnya yang berasal dari endapan yang di bawa oleh arus sungai opak yang mengendap. Dan oleh masyarakat sekitar pasir tersebut dijual seharga 160 ribu rupiah pertruknya. Mereka dapat mengumpulkan pasir 3 truk perhari yang dikerjakan oleh lima orang dan tiap 3 jam mereka bisa mendapatkan satu truk. Selain itu ada juga yang menambang batu yang dihancurkan dan dijadikan sprit yang digunakan sebagai bahan bangunan.


Gambar 014: penambangan pasir di sungai Opak
Mata pencaharian yang lain adalah beternak sapi. Jenis sapi yang di ternakan sebagian besar jenis metal yang berwarna kecokelatan.Mereka memanfaatkan rumput yang berada di sekitar gosong sungai opak untuk pakan ternak sehari-hari. Selain beternak ada juga yang bekerja disektor pertanian. Tanaman yang mereka tanam kebanyakan padi tetapin ada juga yang menanam bawang dan cabe.
Dari segi pendidikan kebanyakan penduduk berpendidikan sampai jenjang SMA dan sebagian kecil sampai di perguruan tinggi.secara umum penduduk di sekitar sungai opak sudah mengalami peningkatan pada sektor pertanian dan peternakan sehingga termasuk desa yang sudah berkembang.










LOKASI IX
DESA KARANG

A. Lokasi
Desa Karang terletak di tepi sungai Opak, masih dalam kawasan kecamatan Kretek kabupaten Bantul, Yogyakarta. 1100 17,361 BT Lokasi absolut 70 59,961 LS

Gambar 015: desa Karang
B. Biogeografi
Biogeografi didesa karang di dominasi oleh tanaman pisang dan lantoro. Selain itu ada juga rumput, alang-alang. Dan tanaman padi. Sedang hewan yang diternakan oleh pendudu sebagian besar adalah sapi metal. Ekosistem di desa karang tersmasuk ekosistem aquatik yang berada di dekat daerah estuarin.
C. Geografi fisik
Secara morfologi desa karang merupakan daerah yang berada di dekat pantai jadi bisa disebut daerah estuarin. Tetapi karena tanah nya berasal dari endapan vulkanik dan airnya masih air tawar maka desa karang di go,longkan dalam kawasan estuarin fluvial yang ber arti ustuarin yang berasal dari endapan.
Morfogenesa desa Karang berasal dari endapan vulkanik sehingga tanahnya subur. Selain itu banyak ditemukan pasir di dalam tanah yang berasal dari sungai, karena pada awalnya desa karang merupakan sungai yang mengalami sedimentasi atau pengendapan dari material yang di bawa arus sungai sehingga lama kelamaan menjadi daratan. Karena tanah didesa karanmg termasuk tanah endapan maka tanah di desa karang termasuk tanah yang lumanyan subur dan baik untuk sektor pertanian.
D. Hidrologi
Air di desa Karang termasuk air tawar karena masih dipengaruhi oleh sungai opak. Air tanah yang berada di desa karang dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk air minum,mandi,cuci,dan ternak. Air di desa karang juga masih terpengaruh oleh air laut sehingga bila air laut pasang maka pernukaan air tanah juga akan naik dan sebaliknya. Permukaan air tanah di desa karang sangat rendah hanya sekitar 2 meter dari permukaan tanah, jadi bila ada tanah yang lebih rendah dari permukaan sungai maka akan membentuk rawa.
E. Tanah
Tanah di desa karang berasal dari endapan vulkanik yang terbawa oleh arus sungai opak sehingga tanahnya berwarna cokelat dan di lapisan bawah terdapat pasir yang berasal dari tuff atau abu vulkan yang mengendap. Tesktur tanahnya pasir berdebu dan horison tanah belum terbentuk karena merupakan tanah baru. Sehingga hanya ada lapisan horizon O,A dan R. tanah didesa karang merupakan tanah yang subur dan baik untuk pertanian.
F. Sosial ekonomi
Penduduk di desa karang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Adapun tanaman yang mereka tanam adalah padi,bawang dan palawijo. Sedang ternak kebanyakan sapi jenis metal sama seperti di daerah sungai opak dan sungai winongo karena lokasinya tidak terlalu jauh. para penduduk di desa karang memanfaatkan rumput di dekat sungai untuk pakan ternak sapi
.Selain hal tersebut mereka juga memanfaatkan tanah untuk di ambil pasirnya dengan menambang pasir yang berada di dalam tanah untuk kemudian dijual. Hal tersebut tentunya akan merusak ekosistem yang berada di wilayah tersebut karena lahan menjadi kosong.



LOKASI X
MUNTILAN
A. Lokasi
Lokasi Absolut : Ketinggian : 385m dpl
LS : 70 37,070
BT : 1100 18,570
Lokasi Relatif :
Desa Ngremame,Kecamatan Salam,Kabupaten Magelang.

B. Biogeografi :
Muntilan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.Muntilan berada di jalur kereta api tua menuju Magelang yang sekarang sudah tidak berfungsi. Kota kecamatan ini berada pada jalur perjalanan wisata menuju Candi Borobudur dari Yogyakarta. Semula merupakan tempat kedudukan wedana, Muntilan merupakan kota perdagangan utama di lereng barat Gunung Merapi
Faktor Abiotik yang mempengaruhi makhluk hidup setiap kenaikan ketinggian 100m suhu akan turun 0,60 dan garis latitude yaitu garis lintang dari katulistiwa ke kutub menyebabkan penyebaran vegetasi bervariasi dan kegiatan perekonomian di daerah tersebut. Macam-macam vegetasi yang bervariasi di daerah muntilan ini adalah Padi,Pohon Salak,Pohon Kelapa,Pohon Rambutan.peran organism di daerah tersebut memanfaatkan lahan sebagai pertanian untuk kehidupan sehari hari dan di derah sekitar muntilan banyaknya sungai-ungai kecil yang begitu jernih disebabkan dari aliran sungai elo sehingga warga memanfaatkan sungai tersebut untuk kehidupan sehari-hari dan untuk perikanan dan banyak di daerh muntilan sbgai perikanan.
C. Geomorfologi :
Desa somokentro terdapat Bukit Gendol,dengan proses terjadinya Bukit Gendol terisolasi dengan batuan endapan gunung vulkanik tua,dan dinding kawah runtuh,kaffer adalah dinding ke pundan dari gunung api meluncurkan kearah barat merupakan berkat terisolasinya maka dinamakan dengan bukit gundul.
lokasi penelitian kami berada di lereng kaki gunung merapi di sebelah timur likasi penelitian kami ada Borobudur.Borobudur tepat di daerah basin sehingga banyaknya munculnya mata air.adapun fenomena pada gunung api yaitu fenomena awan panas karena setiap gunung api beraktifitas akan membentuk awan yang menggupal seperti wedus gembel dan kemudian meluncur kebawah disertai dengan lapili (Pasir Garvel).

Gambar 016: Bukit gendol di Muntilan
fenomena lahar dingin pada saat hujan sehingga menyebabkan tumpukan yang berupa bongkahan-bongkahan besar,fenomena lahar dingin ini yang menyebabkan masyarakat sekitar memanfaatkan keadaan tersebut,karena abu vulkan mengandung banyak unsure hara yang dibutuhkan oleh tanah sehingga tanh tersebut subur untuk pertanian.
D. Sosial ekonomi
Potensi sosial ekonomi di derah muntilan ini sebagian berdagang di pasar dan menjual aneka sayuran dan buah-buahan hasil dari panennya,dan perikanan yang dijual dan dikirim keluar kota,pemahat batu karena di darah muntilan terdapat batu-batu besar yang diperoleh dari letusan gunung dan dimanfatkan daah sekitar untuk di jadikan patung,lemper dan lain-lain sebagai souvenir di daerah muntilan sehingga daerah muntilan potensi ekonominya berkembang .
Karena daerah tersebut dekat dengan pariwisata dan kampus sehingga banyaknya masyarakat-masyarakat yang melaj di daerah muntilan.dan pendidikn muntilan disana cukup baik karena di daerah mutilan banyaknya pondok-pondok yang berkualitas sehingga mayarakat sekitar bisa mengetahui tentang agama yang lebih baik dan serta kemajuan tekhnologi di daerah tersebut.dan banyak di daerah tersebut sebagian melanjutkan kuliah di luarkota seperti halnya di UNY,UGM,UNS,UMS dan universitas lainya,dan jika yang bekerja juga banyak yang meranyau sehinggga ketika waktu pulang bisa lebih menckupi kehidupan keluarganya.jadi potensi ekonomi didaerah muntilsn tersebut cukup berkembang.
Jalan Keprekan-Mertoyudan saat ini hanya terdiri dua jalur selebar 12 m. Dengan pelebaran jalan yang tengah dikerjakan, nantinya lebarnya akan menjadi 24 m dengan 4 jalur. Hal ini tentu saja akan sangat memperlancar arus lalu lintas yang banyak dipadati kendaraan besar, semisal bus maupun truk pengangkut pasir dari Merapi. Kita mungkin sangat paham bagaimana macetnya jalur ini pada jam-jam sibuk, terutama jam masuk dan keluar kerja atau sekolah.
Bahkan lebih parah lagi di saat liburan Lebaran, jalur ini sangat dipadati dengan para pemudik dan wisatawan yang ingin plesiran ke Borobudur. Jarak Magelang-Muntilan yang tak lebih 15 km harus ditempuh hingga 2 jam.

Gambar 017: jalan di daerah muntilan
Proyek pelebaran jalur Keprekan-Martoyudan dianggarkan dengan dana 80 miliar rupiah, 80% berasal dari Bank Dunia dan 20% dana APBN. Menurut time frame yang direncakan, keseluruhan proyek akan tuntas pada November 2011 atau dalam rentang 630 hari kalender terhitung sejak 25 Januari 2010.
“Untuk persiapan arus mudik Lebaran 2010 yang sudah dekat, proyek sengaja dikebut untuk penyelesaian pelebaran sisi barat dan jembatan Blondo. Dengan demikian diharapkan pada saat Lebaran tiga lajur kendaraan dapat dioptimalisasikan. Meskipun demikian, nampaknya jalur alternatif untuk memecah penumpukan arus tetap harus dipersiapkan, baik jalur Palbapang-Mendut-Kalinegoro-Tanjung-Pakelan-Magelang maupun Palbapang-Bojong-Penggaron-Tampir-Dampit-Kota Magelang,” demikian pernah disampaikan Ir. Danang Atmojo selaku Kepala Dinas PU Jateng.
Selaku warga bhumi Tidar, kita tentu sangat berharap terwujudnya jalan yang mulus dan lebar gilar-gilar. Selain memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi titik kerawanan kecelakaan, lebih jauh semoga nantinya roda ekonomi di wilayah Magelang dapat bergerak lebih cepat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
Titik 2
• Lokasi Relatif : Desa Bendongan,Kecamatan Bendongan,Kabupaten Magelang
A. Biogeografi
Di Cekungan ini ketebalan tanah jauh lebih tinggi di lihat dari kesuburan tanah yang ditumbuhi berbagai macam vegetasi karena Struktur tanah terjadi suksesi.karena di daerah bukit tersebut udranya sangat dingin dam masyarakat di daerah Gunung Sumbing cocok untuk perkebunana teh.dan ditengah tengah pulau jawa terdapat Gunng Api.dan Gunung Sumbing dab Gunung sandoro walaupun Tidak Aktif dusebut sebagau post Vulkan karena kadang masih mengeluarkan gas belerang.
B. Geomorfologi
Di sekitar daerah tersebut dicekungan antar Vulkan sebelah barat Gunung Sumbing sebelah timurnya Gunung Merbabu.dan adanya Gunung Sumbing dan Gunung Merbabau Baru.Dan di antara Gunung Sumbing dan GunungSindom yaitu daerah Temanggung.dan tanah yang berkembang di daerah Vulkan menerutklasifikasi tanah yaitu Spoonssoil (Kandungan organic tinngi),Inceptisol.Di Lereng tanahnya Ordo Alfisol(Tanah Yang sudah Berkembang)Sudah Terjadinya diferensi horizon yang menunjukan perkembangan tanah.dan tanah yang baerkembah mudah mempunyai tekstur tanah dan semakin tanahnya ke atas kandungan tanahnya semakin banyak dan pengaruh Eluviasi
Kondisi perekonmian di daerah magelang dan temanggung seperti halnya di bulan juli akan musim tembakau hasil pertanian yang sangat diandalkan bulan april –mei ,Agustus –september mulai dipanen juga padi tanaman leki cukup banyak karena suhunya cukup coocok.
LOKASI XI
RAWA PENING
A.Lokasi
Lokasi administrasi berada di desa kedung ombo kecamatan ambarawa Kabupaten Magelang dan lokasi absolut berada dititik 07018’409”LS dan 110025,366”BT di ketinggian 488 dari permukaan laut.
B. Biogeografi
Ekosistem berupa enceng gondok, pohon kaktus, ikan. Dominasi organisme yaitu enceng gondok, populasi enceng gondok sangat banyak karena material organisme yang terbawa oleh sungaitelalu banmyak sehingga nutrisi mudah didapat oleh enceng gondok, karena hal tersebut terjadilah ledakan populasi
Peran organisme enceng gondok merupakan gulma yang tumbuh akibat banyak zat organik yang terlarut didalam rawa. Karena terlalu banyak pupolasi enceng gondok sehingga menutupi permukaan air rawa sehingga oksigen yang berada di air rawa sangat sedikit sehingga menggangu organisme lain seperti ikan yang berada di rawa.ikan yang berada di rawa kebanyakan ikan mujaer.
C. GeografI fisik
Morfologi di daerah Rawa Pening teletak dicekungan antara gunung betapi yang biasa disebut daerah basin atau inter mountain basin antara gunung Merbabu, gunung Telomoyo dan gunung Ungaran.
Morfogenesa daerah rawa pening berasal dari endapan yang dibawa oleh aliran sungai yang berasal dari gunung disekitar rawa pening. Di rawa tersebut terjadi proses sedimentasi material yang dibawa sungai sehingga air yang tertampung menjadi rawa dan daerah yang tidak terkena genangan air oleh masyarakat sekitar di gunakan untuk lahan pertanian, karena daerah tersebut merupakan daerah yang subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibawa oleh arus sungai yang mengendap.
Karena melimpahyan unsur organik yang berada diu rawa sehingga air didalam rawa sangat subutr sehingga memacu enceng gondok untuk tumbuh subur sehingga terjadi ledakan populasi.
Seiring berjalanya waktu akibat proses sedimentasi pada rawa tersebut jika tidak segera di atasi maka diprediksi beberapa ratus tahun lagi rawa pening akan berubah menjadi daratan
.
Gambar 018: Rawa Pening
Secara morfokronologi daerah rawa pening muncul karena letusan gunung berapi yang mengakibatkan terjadinya genangan air yang pada akhirya membentuk rawa. Sisa pepohonan hutan mengalami proses alami pembusukan dan menjadi lahan yang kaya akn nutrisi dari organisne.
D. Hidrologi
Air permukaan di daerah rawa Pening berasal dari air hujan yang kemudian bermuara di rawa Pening yang melalui sungai-sungai yang berada di sekita rawa. Sedangkan air tanah dirawa pening juga berasal dari air hujan yang kemudian meresap kedalam tanah yang bersifat tawar yang digunakan oleh masyarakat sekitar rawa untuk kebutuhan sehari-hari dengan membuat sumur.
Iklim didaerah rawa termasuk iklim tropis dengan curah hujan yang beragam tiap tahunnya. Sedang suhu udara didaerah rawa berkisar 18,70- 30,20 C setiap tahunya.saat kami berada dirawa kuramh lebih pukul 11.00 WIB jenis awan yang berada diatas rawa adalah jenis stratokumus.
E. Tanah
Dibagian dasar rawa tanahnya berupa tanah gambut yang subur yang berpotensi mem,bentuk batubara. Testur tanah debu berlempung dengan kadar air tinggi dan belum mengalami perkembangan horison. Warna tanah yang berada di rawa Pening adalah cokelat kelam yang merupakan hasil dari sisa-sisa tanaman yang mati dan mengendap didasar rawa.
Struktur tanah lunak kareana masa tanah tidak terikat sangat lemah dan gembur.tanah didaerah rawa termasuk tanah yang subur karena termasuk tanh endapan yang berasal dari pegunungan disekitar rawa, seperti gunung ungaran, gunung merbabu dan gunung telomoyo.
F. Sosial ekonomi
Penduduk didaerah kedung ombo masih sangat jarang karena masih banyak lahan yang kosong. Sebagian rumah yang berada disekitar rawa pening terbuat dari papan kayu.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat disekitar rawa pening bekerja sebagai petani,tetapi adea juga yang bekerja pada sektor perdagangan, kerajianan, dan pariwisata. Pada sektor kerajinan masyarakat disekitar rawa pening memanfaatkan enceng gondok sebagai bahan kerajinan, seperti sandal,tas dan aksesoris yang lain.
Enceng gondok yang dimanfaatkan adalah yang sudah besar yang panjangnya sekitar 30cm. kemudian di ikat berdiameter 80cm dan dijual seharga 8000 rupiah perikatnya. Setelah di ambil enceng gondok kemudian di jemur hingga kering sekitar 3 hari kemudian dianyam sesuai dengan kerajinan yang akan di buat. Kemudian dipasarkan.

Gambar 019: satu ikat enceng gondok



KESIMPULAN
• Setiap wilayah di jawa tengah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
• Dalam penampang melintang morfologi pulau Jawa dapat di bagi menjadi tiga zone:
• zone utara: Daerahnya berbukit rendah yang terdiri dari struktur batuan lipatan dan banyak ditemukan batuan sedimen dan metamorf. Pada daerah utara ini berupa daratan pantai yang luas yang berdampingan daerah perbukitan.
• zone tengah: merupakan jalur vulkanik. Jalur tengah ini merupakan jalur yang menerus. Jadi daerah tengan merupakan daerah yang tinggi karena banyaknya gunung berapi.
• zone selatan: merupakan daerah plato yang terpotong olek sesar dan pegunungan karts. Didaerah ini banyak di jumpai batu kapur.
• Pola kependuduk di pulau Jawa Tengah di bagi menjadi tiga zone:
• Zone selatan: pola penduduk menyebar dan populasi belum begitu padat. Mata pencaharian disektor pertanian palawija dan tambang batu kapur
• Zone tengan: pola penduduk berkelompok dan populasi padat karena merupakan daerah yang subur. Mata pencaharian di sektor pertanian terutama pertanian padi dan perdagangan.
• Zone utara: pola penduduk menyebar atau sepanjang jalan. Mata pencaharian pokok dalam bidang pertanian kopi dan tembakau dan ada juga yang sebagai nelayan.






DAFTAR PUSTAKA

http://www.merapi.or.id/artikel/lahar-gunung-merapi-jangan-panik-bertindak-sesuai-ancaman.html.
http://debriadiharset.wordpress.com/category/interpretasi-geologi/
Mantra,Ida bagus.1999,Demografi Umum,Jakarta.pustaka pelajar
Catatan kuliah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan progam studi geografi
Buku petunjuk kuliah kerja lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi geografi tahun 2010



















LAMPIRAN
ANGGOTA KELOMPOK I


Gambar 020: kelompok 1

• Andi ardiyanto A610090053
• Dina khoiriyah A610090054
• Alfi fardani A610090029
• Dwi wijanarko A610090047
• Hamid ar razzaq A610090037
• Kurniasih A610090039
• Miftakhul huda A610090004
• Widha adhi pradana A610090022
• Muh. agus hidayatullah A610090046
• Rita indariani A610090017

Kamis, 23 September 2010

artikel ilmiah POTENSI KARST DI GUNUNG KIDUL

POTENSI PEGUNUNGAN KARST DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

Dwi wijanarko[1], siti bariah1,

 pendidikan geografi, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jln. A. Yani tromol Pabelan Surakarta 57102 telp (0271)717417-719483 Fax (0271)715448
http//www.ums.ac.id email ums@ums.ac.id

ABSTRAK
Gunung kidul adalah daerah kering yang berada di kawasan karst yang sebenarnya merupakan daerah yang kaya akan potensi alam seperti sumber air bersih, serta sumber bahan baku industri. Namun SDM kita yang belum mampu mengolah semua itu menjadi hal-hal yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan yang lebih layak. Pemanfaatan daerah gunung kidul sudah diusahakan oleh pemerintah dengan berbagai penyuluhan dan usaha misalnya usaha pemanfaatan sumber air dari sungai bawah tanah, pemanfaatan batu gamping untuk bahan baku industri yang dapat meningkatkan pendapatan maupun kesejahteraan penduduk sekitar.  
Selain itu dikawasan karst kabupaten gunung kidul juga menyimpan potensi alam di bidang pertanian, kehutanan, dan pariwisata. Karena wilayah gunung kidul mempunyai jalur pantai yang panjang sehingga menyimpan potensi pantai yang dapat digunakan pada sektor pariwisata, karena gunung kidul mempunyai wilayah luas sehingga dapat digunakan pada sektor perhutanan terutama penanaman pohon jati.
Kata kunci: potensi karst di gunung kidul

PENDAHULUAN
 Topografi karst adalah bentukan rupa bumi yang unik dengan kenampakan atau fenomena khas akibat proses pelarutan dan pengendapan kembali CaCO3 diatas dan dibawah permukaan bumi. Selain itu, bentang alam seperti karst juga dapat terjadi dari proses pelapukan, hasil kerja hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es dan evakuasi dari batuan beku (lava). Karena proses utama pembentukanya bukan pelarutan, maka bentang alam demikian disebut pseudokarst (Milanovic, 1996). Sementara itu karst yang terbentuk oleh pelarutan disebut truekarst. (Sari Bahagiarti, 2004).
Salah satu potensi yang ada di daerah karst gunung kidul adalah air bawah tanah yang tersimpan dalam bentukan morfologi karst, dimana batuan karbonat bertindak sebagai akuifer dengan jumlah penyimpanan air tanah yang melebihi akifer jenis lain, potansi lain yang berda di kawasan karst adalah tambang batu kapur dan pemanfaatan lahan untuk obyek pariwis. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan luas wilayah ± 1.485,36 km2 atau ± 46,63% dari keseluruhan luas wilayah DIY, dengan garis pantai ± 70 km. Secara astronomis Kabupaten Gunungkidul terletak diantara 110°46' - 110°50' BT dan 7°46'-8°09' LS. Dengan Wonosari sebagai ibukota. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, DIY. Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Wonogiri, jawa tengah.

METEDOLOGI PENELITIAN

Pengumpulan data-data sekunder yaitu pengumpulan  data artikel dan laporan ilmiah tematik yang berkaitan dengan potensi karst. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu (Sugiyono, 2004:1):
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis menggunakan metode analisis data sekunder. Untuk memperoleh fenomena persebaran, digunakan pendekatan analisisi keruangan. Dan data penelitian secara umum terdiri dari tujuh bagian, yaitu aspek geografi, demografi, penggunaan lahan, fisik lahan, pertanian, ekonomi, dan kebijakan pembangunan. Sebagian besar data sekunder diperoleh dari jurnal dan artikel ilmiah Analisa data menggunakan cara penilaian berbagai komponen pembentuk, berdasar prinsip teknik analisis kuantitatif dan kuantifikasi data.
                Teknik kuantifikasi data kualitatif menekankan pada pemilihan data untuk memperoleh  beberapa potensi sumberdaya fisik, sumberdaya biotik, dan potensi sumberdaya budaya penduduk. Analisis tingkat perkembangan setiap potensi menggunakan analisis deskriptif kualitaif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.        Keadaan alam
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota diProvinsi DIY, beribukota di Wonosari dan terletak 39 km sebelah tenggara KotaYogyakarta. Terletak pada daerah perbukitan dan pegunungan, secara geografis terletak antara 110° 46‘ – 110° 50’ Bujur Timur dan 7° 46’- 8° 09’ Lintang Selatan. Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat kemiringan bervariasi, 18,19% diantaranya merupakan daerah datar dengan tingkat kemiringan 0°-2°, sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan antara 15°-40° sebesar 39,54% dan untuk kemiringan lebih dari lebih dari 40° sebesar 15,95%. Berdasarkan topografi, jenis batuan, jenis tanah, ketinggian, dan keadaan hidrologi/sumber air, wilayah Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi tiga zona wilayah sebagai berikut:
·         Zona utara atau zone Batur Agung, meliputi wilayah Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong Utara.
·         Zona tengah atau zona Ledok Wonosari atau Cekungan Wonosari, meliputi wilayah Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong Tengah, dan Semanu bagian utara.78
·         Zona selatan atau zona Gunung Seribu, meliputi wilayah Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Giri Subo, Semanu Selatan dan Ponjong Selatan.
Jadi berdasarkan pembagian wilayah tersebut wilayah zona tengah dan zona selatan terdapat daerah pegunungan karst.

a.       Sungai bawah tanah

Sebagai sebuah sistem, maka sungai bawah tanah mempunyai potensi sebagai pemasok utama sumberdaya air, sungai bawah tanah tentu mempunyai input atau media penyimpan yang tentu saja dapat berkurang simpanannya jika perilaku alami penyimpanan yang merupakan bagian dari siklus hidrologi secara umum terganggu oleh aktivitas manusia, untuk itulah kegiatan bermotif ekonomi pada sistem ini harus dilakukan dengan penuh kehatihatian.
Ford dan Williams (1992) mendefinisikan istilah karst sebagai medan dengan karakteristik hidrologi dan bentuklahan yang diakibatkan oleh kombinasi dari batuan yang mudah larut (soluble rock) dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Sebagai akibatnya, kawasan karst dicirikan dengan minimnya sungai permukaan dan berkembangya jalurjalur sungai bawah permukaan (sungai bawah tanah=SBT). Karst di wilayah Gunung Kidul termasyhur di dunia dengan sebutan karst Gunung Sewu yang diperkenalkan pertama kali oleh Danes (1910) dan Lehmann (1936). Karst ini dicirikan dengan berkembangnya kubah karst (kegelkarst), yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal atau sering diistilahkan kubah sinusoidal. Kegelkarst oleh Sweeting (1972) dikategorikan sebagai bagian dari tipe karst tropis.
Apakah karst Gunung Sewu di Kabupaten Gunung Kidul miskin air? Dari hasil inventarisasi oleh MacDonalds and Partners (1984), ternyata terungkap bahwa terdapat beberapa SBT dengan debit yang besar dan melimpah (Bribin1500 lt/dt, Seropan –400 lt/dt, Baron8000 lt/dt, Ngobaran150 lt/dt), terdapat belasan sistem SBT dengan debit dibawah 100 lt/dt, dan terdapat pula ratusan mataair dengan debit yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem SBT dan keluarannya berupa mataair tentunya mempunyai kantong-kantong
atau reservoir air yang mengimbuhnya dalam jumlah simpanan yang besar.
Diketahui awalnya air sungai bawah tanah di Bribin dipompa ke atas dengan menggunakan tenaga listrik. Kemudian  Menteri Pekerjaan Umum menjelaskan bahwa awal tahun 2010 pompa tenaga air di Bribin mampu menggantikan pompa tenaga listrik, memompa air sebesar 80 liter perdetik setinggi 246 meter.
Dimulai dari sungai bawah tanah, tenaga air yang ada menghidupkan pompa air tersebut mendorong air ke permukaan tanah setinggi 104 meter melalui pipa berdiameter 20 cm sejauh 3,5 km mendaki bukit, setinggi 144 m. Air dari sungai bawah tanah tersebut, akhirnya ditampung di reservoir berkapasitas 1000 meter kubik di puncak bukit Kaligoro setinggi 144 m. Disamping itu tenaga air sungai bawah tanah ini juga menghasilkan listrik yang sementara ini dipasang tidak terlalu besar, yakni sekitar 200 kilowatt.


2.        Ekonomi
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul termasuk terendah bila dibanding dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakankebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah) (Arsyad,2005:108).
Adapun pendapatan perkapita masyarakatnya adalah termasuk rendah dan paling rendah di tahun 2006. Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 mengalami penurunan dari 4,33% menjadi 3,82%, dan selama lima tahun terakhir adalah yang terendah dibanding kabupaten/kota yang lain, dengan perkecualian Kabupaten Bantul yang merosot tajam dari 4,99% menjadi 2,02% di tahun 2006 akibat bencana alam gempa bumi 27 Mei 2006, dimana Kabupaten ini yang menderita kerusakan paling parah. Laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY pada tahun 2006 pada umumnya menurun seperti juga yang dialami Kabupaten Kulon Progo 4,05%, Sleman 4,50% dan Kota Yogyakarta 3,96%.

a.       Industri
Bukit karst di Gunungkidul memang terpanjang di Propinsi DIY. Total mencapai 79.769,34 hektar. Potensi Industri yang berkembang di daerah karst adalah tambang batu kapur. Hampir setiap hari mereka menggali batu yang terdapat di bukit dengan menggunakan peralatan sederhana, dan dijual kepada pengusaha dengan harga Rp 6 ribu per meter kubik. Rata-rata sehari mereka bisa menjual 3 meter kubik, sehingga penghasilan kotor bagi penambang rakyat hanya Rp 18 ribu.
Dari sekian banyak penambang, ada yang berskala kecil, ada pula yang berskala besar. Salah satunya PT Sugih Alam Anugroho bisa memproduksi 500-600 ton per bulan. Perusahaan ini melibatkan 98 karyawan. Belum termasuk tenaga musiman. Karena masyarakat sekitar, jika tidak sedang bertani, mereka ikut pula menambang karst. Hasilnya lumayan. Satu rit bisa mencapai Rp 45 ribu.
Menurut Oemar Sanoesi (72), Pimpinan Perusahaan PT Sugih Alam Anugroho,  selama ini produknya dikirim ke Jakarta. Batu kapur merupakan bahan baku yang bagus untuk pembuatan cat dan keperluan rumahtangga yang terbuat dari plastik.
Perusahaan tersebut memiliki satu bukit karst seluas 3 hektar di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul. Tahun 1990-1991 bukit itu dibeli dengan harga Rp 5-Rp 10 ribu per meterpersegi. "Dengan harga seperti itu, total Rp 500 juta saja masih kurang," kata Oemar. Paling banyak bukit itu dimiliki penduduk dengan bukti kepemilikan surat model E atau letter C. Tapi kondisi sekarang, lanjut Oemar, bukit karst yang dekat dengan pabrik, per meternya sudah mencapai harga Rp 20 ribu.
b.     Pertanian
Di Kabupaten Gunungkidul, berdasarkan topografi, jenis tanah, ketinggian wilayah dan keadaan hidrologi, wilayah administrasi Gunungkidul dapat dibagi menjadi tiga zona/ wilayah dengan potensi pertanian yang beragam (BIPP, 2000).Zona wilayah administrasi dan potensi komoditas pertanian meliputi:

1. Zona Utara atau Zona BaturAgung
Zona Utara meliputi kecamatan: Patuk, Gedangsari, Ngawen, Semin, Nglipar, dan Ponjong Utara. Wilayah ini potensial untuk tanaman jangka panjang (tanaman perkebunan, dan bebuahan), tanaman semusim (padi, palawija), dan perikanan kolam, serta pembibitan ternak besar/ sapi.
2. ZonaTengah atau Zona Ledoksari
Zona Tengah meliputi kecamatan: Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong Tengah, dan Semanu utara.Wilayah  Zona ini potensial untuk tanaman semusim (padi, palawija, dan sayuran), tanaman dua tahunan seperti pisang, juga kolam ikan, dan usaha ternak penggemukan maupun pengembangan.
3. Zona Selatan
Zona selatan meliputi kecamatan: Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Rongkop, Semanu selatan, dan Ponjong selatan. Wilayah didominasi oleh tanah kompleks litosol dan mediteran merah dengan bahan induk batuan kapur dan merger. Pada zona ini ditemukan sungai- sungai di bawah instant tanah. Zona ini potensial untuk tanaman semusim (padi, palawija), tanaman pisang, perikanan umum (telaga, perikanan tangkap), serta usaha ternak besar (sapi, kambing).
Dalam sektor pertanian gunung kidul mempunyai potensi yang sangat baik untuk Tanaman wijen (Sesamum indicum L.) Untuk pertumbuhannya, tanaman wijen menghendaki suhu tinggi dengan udara kering dan suhu optimal 25 27oC, sedangkan untuk pembungaan membutuhkan suhu 24oC (Weiss, 1971). Pembungaan pada tanaman wijen membutuhkan lama penyinaran 10 jam per hari (Soenardi, 1996). Berat biji wijen koleksi Balittas, Malang per 1.000 biji berkisar antara 2 4,5 gram (Suprijono dan Soenardi, 1996). Nilai ekonomis komoditas wijen cukup baik dilihat dari kandungan gizi dengan kadar asam lemak tidak jenuh yang tinggi dan kandungan mineral yang dimiliki (Weiss, 1971). Kebutuhan pasar yang belum tercukupi serta toleran pada lahan kering, maka tanaman ini cukup potensial untuk dikembangkan di lahan kering (Nurheru dan Soenardi,2002). Wilayah Kecamatan Playen merupakan dataran tinggi dan berbukit dengan ketinggian bervariasi antara 0 700 m dpl. Kecamatan Playen memiliki lahan kering cukup luas dengan kondisi lahan yang kurang subur sehingga tidak semua tanaman cocok dibudidayakan. Kecamatan Playen memiliki suhu minimum 15,2oC dan maksimum 28,9oC (Sutardi et al., 2001). Berdasarkan kondisi lahan dan agroklimatnya, wilayah Kecamatan Playen cocok untuk pengembangan tanaman wijen.

c.        Pariwisata.
Peran alam sebagai sumber daya alam dalam kepariwisataan adalah sangat besar dan penting. Temuan dari sumber alam yang lain selain dari sektor migas diharapkan mampu membantu bahkan mengalih fungsikan sebagai dukungan perekonomian dan diperkirakan mempunyai peluang besar, baik di pasaran Nasional maupun Internasional adalah sektor pariwisata atau industri (J. Spillane, 1992).
Hal tersebut dapat dilihat dari klasifikasi jenis obyek dan daya tarik dimana wisata alam menempati prosentase yang paling tinggi. Di Indonesia motivasi kunjungan wisata baik asing maupun domestik sebagian adalah karena sumber daya alam, sedangkan jumlah obyek dan daya tarik wisata untuk ini perlu ditingkatkan pengetahuan seluruh aparat yang bergerak dalam bidang pariwisata dengan pendidikan. Di Indonesia 52,24% nya adalah termasuk sumber daya alam sebagai dasar asetnya (Weiler, 1992 dalam Wiendu Nuryati 1995) aset wisatawan negeri tersebut adalah jenis wisatawan alam,
Pada Senin, 6 Desember 2004 yang lalu di Wonosari, ibu kota Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan suatu kawasan geologis di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai kawasan ekokarst. Kawasan yang dimaksud adalah pegunungan selatan di Jawa bagian tengah yang batuannya terdiri atas batu gamping atau batu kapur. Satu kawasan terdapat di Gombong Selatan pada Pegunungan Karangbolong, Kabupaten Kebumen, dan lainnya di kawasan yang sangat luas dikenal sebagai Gunung Sewu yang menyebar di garis pantai sepanjang ± 70 km yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata alam pantai. Saat ini Kabupaten Gunugkidul memiliki 46 pantai yang tersebar di sepanjang garis pantai selatan, dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel 1.2 berikut.
.Kabupaten Gunung Kidul DI Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah, dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan beragam, mulai dari kekayaan alam pantai, gua, bukit dan pegunungan maupun potensi seni budaya dan peninggalan sejarah yang beragam dan tersebar di hampir 18 kecamatan.
Pada tahun 2006 ada 15 pantai yang telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul sebagai obyek wisata dan secara kontinyu telah menarik pengunjung wisatawan dan sudah dikenal di masyarakat umum. Sedangkan pada pantai Slili dan Pantai ngandong dijadikan satu kesatuan dalam pengelolaan dalam satu obyek wisata, dikarenakan letak pantainya yang saling berhimpitan sehingga oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul menetapkan 14 obyek wisata pantai yang telah dikembangkan. Tabel 1.3 berikut merupakan obyek wisata pantai yang telah ditetapkan tersebut.


3.       Penduduk
Wilayah Kabupaten Gunungkidul merupakan kabupaten terluas diProvinsi DIY, yaitu 1.485.360 km2 atau 46,63% dari seluruh wilayah Provinsi DIY, meliputi 18 kecamatan, 144 desa dan 1.431 dusun, 3114 RW, 7077 RT, dengan rincian jumlah menurut kecamatan seperti terlihat dalam Tabel1.4.
Jumlah penduduk di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 sebanyak 683.444 jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduk sebanyak 460/km2. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun 2006 sebesar -1,77%.  Gambaran Penduduk Kabupaten Gunungkidul, 2002, 2003, 2004, 2005 dapat dilihat pada Tabel .1.4
Pengukuran perekonomi penduduk tidak hanya dapat diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat semata, akan tetapi juga diukur dari kualitas hidupnya. Salah satunya dengan Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Skala IPM tersebut hingga kini digunakan sebagai tolok ukur kesejahteraan suatu bangsa di berbagai penjuru dunia. Dilihat dari aspek yang menjadi indikator dalam penghitungan IPM, yaitu kesehatan, pendidikan dan pendapatan penduduk, Kabupaten Gunungkidul menempati peringkat terendah di tingkat Provinsi DIY. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul secara kualitas belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan



KESIMPULAN


                Daerah gunung kidul merupakan daerah yang banyak menyimpan potensi alam yang sangat bermanfaat dalam kehidupan apabila SDM kita benar-benar mampu mengelolanya. Sebab dalam pengelolaan potensi yang ada dibutuhkan ussaha yang keras serta biaya yang tidak sedikit. Pertumbuhan ekonomi wilayah di Kabupaten Gunungkidul adalah kecil menyebabkan lapangan kerja yang tersedia terbatas  pengangguran meningkat, pendapatan masyarakat menurun, daya beli masyarakat rendah. Maka menjadi tugas kita para generasi muda untuk terus belajar dan memanfaatkan sumber potensi yang ada untuk dijadikan tantangan yang harus ditaklukkan.
------------------------------------------------------Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Amin selaku pembimbing ,orang tua kami,teman dekat kami dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti rahayu.(2008)sebuah kajian wilayah yang kurang berkembang. Tesis Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota ,Universitas Diponegoro Semarang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Gunungkidul 2005-2010. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. 2006.
Tim Fak.Geografi UGM. 2003. Kajian Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Karst di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BAPEDALDA D.I. Yogyakarta dan Fakultas Geografi UGM.
Amdani suut.(2008) Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Pantai di Kabupaten Gunungkidul. FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (skripsi)
Astrid Damayanti, Ranum Ayuningtyas .Karakteristik Fisik dan Pemanfaatan Pantai Karst Kabupaten Gunungkidul. Jurnal ilmiah Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia,Depok
Su Ritohardoyo.(2003); Perubahan Permukiman Perdesaan Pesisir Kabupaten Gunung kidul Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2003 Artikel ilmiah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada


























[1] Mahasiswa jurusan pendidikan geografi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010