Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 Agustus 2010

foto bersama

foto bersama di waduk gajah mungkur

Minggu, 08 Agustus 2010

materi KKL 1 fkip geografi UMS

MATERI KKL I







Oleh:
Dwi wijanarko A610090047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010



ANTROSPER

Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-ftera. Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka kajian geografis sering disebut antroposentris. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia denganlingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yangdiperoleh.
Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan, hubungan dan interaksinya secara keruangan.
Secara etimologi (asal kata) antroposfer berasal dari dua kata, yaitu antrophos yang berarti manusia dan sphere yang berarti lapisan. Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada permukaan bumi, lapisan antroposfer ini lebih tipis dibanding lapisan Biosfer.
Cakupan Atroposfer
Tidak semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan wilayah perairan (baik Perairan Darat maupun Perairan Laut.
Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer.

Faktor-Faktor Antroposfer
Para ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut,


Lokasi Geografis
Lokasi geografis dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. lokasi absolut: Lokasi yang ditentukan oleh Garis Lintang dan Garis Bujur di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan tidak dapat diubah,
2. lokasi relatif : Berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini menyangkut keterjangkauan (aksesibilitas) suatu daerah.
Topografi atau Relief
Daerah dengan Topografi terlalu tinggi, terlalu miring, dan terlalu bergelombang, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah. Berbagai usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang, misalnya Swiss,Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan Andes (Amerika Selatan). Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian. Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk (fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
Struktur Geologis
Struktur geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya kegiatan di bidang ekonomi.
Iklim
Iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah, dan sistem pertanian.
Tanah
Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
Tumbuhan
Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya manusia bermanfaat, antara lain:
1. sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang memamah biak);
2. sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional;
3. sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
4. penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.
Hewan
Terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yang telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber makanan, juga untuk rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng, kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan sebagainya.
Antroposfer adalah lapisan manusia dan kehidupannya di permukaan bumi.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan kependudukan
1. Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk yang disebabkan adanya kelahiran, kematian dan migrasi.
2. Transisi demografi adalah kondisi yang merupakan proses perubahan dari tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi secara perlahan menuju ke tingkat menengah dan rendah.
3. Komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, mata pencaharian, agama, suku bangsa dan sebagainya.
Secara umum komposisi penduduk dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
• Komposisi penduduk berdasarkan unsur biologi, contohnya menurut umur dan jenis kelamin.
• Komposisi penduduk berdasarkan unsur sosial, contohnya menurut tingkat pendidikan.
• Komposisi penduduk berdasarkan unsur geografi, contohnya menurut tempat tinggal (di pedesaan atau perkotaan).
• Komposisi penduduk menurut ekonomi, contohnya menurut jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Sex Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki terhadap 100 orang wanita.
Sex Ratio = Jumlah penduduk laki- Jumlah penduduk perempuan
Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio)
Adalah perbandingan penduduk non-produktif dengan 100 orang penduduk produktif
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam piramida penduduk.
Teori kependudukan Malthus :
Penduduk berkembang menurut deret ukur (2, 4, 8, 16 dst) dan bahan pangan berkembang menurut deret hitung (1, 2, 3, 4 dst)
Kelemahan teori Malthus :
1. Tidak memperhitungkan kemajuan transportasi
2. Tidak memperhitungkan kemajuan tekhnologi —- Bidang pertanian
3. Tidak memperhatikan usaha pembatasan kelahiran
Sensus = pencacahan penduduk dilaksanakan setiap 10 tahun sekali
Di Indonesia pelaksanaan sensus tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000
Cara sensus :
De facto Artinya yang dikendalikan sensus semua penduduk yang pada waktu sensus berada di wilayah tersebut
De jure Artinya dikendalikan sensus hanya penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah tersebut
House holde rArtinya yang mengisi format sensus adalah kepala rumah tangga atau anggota keluarga
Canvasser Artinya yang mengisi format sensus adalah petugas sensus
Survei penduduk adalah Pengumpulan data penduduk untuk tujuan-tujuan tertentu dengan cara mengambil contoh/sampel dari suatu daerah tanpa adanya batasan waktu.
Registrasi penduduk adalah Pencatatan setiap peristiwa yang dialami penduduk, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan migrasi.
Pertumbuhan penduduk
Adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian) dan migrasi
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi.
Cara menghitung :
Pertumbuhan penduduk = Jumlah penduduk akhir tahun – jumlah penduduk awal tahun
Sedangkan laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Cara Proyeksi penduduk adalah informasi perkiraan jumlah penduduk pada tahun tertentu
Pn = Po (1+r)t
t : Jangka waktu (umumnya 10 tahun)
Kelahiran (natalitas)
Dipengaruhi oleh faktor pronatalitas dan antinatalitas
Faktor pronatalitas :
1. Perkawinan usia muda
2. Pola pikir banyak anak banyak rezeki
3. Besarnya angka kematian
4. Penilaian yang tinggi terhadap anak
Faktor antinatalitas :
1. Alat kontrasepsi — KB
2. Penundaan usia perkawinan
3. UU Perkawinan No. 1 tahun 1974
4. Peraturan pegawai negeri mengenai tunjangan anak
Angka kelahiran kasar (CBR)
Perbandingan antara jumlah penduduk pada pertengahan tahun tiap 1.000 penduduk
CBR = Jumlah kelahiran
Angka yang menunjukan banyaknya kelahiran hidup dari 1000 wanita pada kelompok usia tertentu dalam waktu 1 tahun. Misalnya: Usia 15-19, 20-24, 25-29, dll. Biasanya interval 5 tahun
Kematian (mortalitas)
Kematian dipengaruhi oleh promortalitas dan antimortalitas
Faktor promortalitas :
1. Fasilitas kesehatan belum memadai
2. Tingkat kesehatan belum memadai
3. Kekurangan gizi
4. Pencemaran lingkungan
5. Kecelakaan lalu lintas
6. Peperangan
7. Bencana alam dan wabah penyakit
8. Pembunuhan
Angka kematian kasar (CDR)
Angka Kematian Menurut Kelompok Umur (ASDR)
Angka yang menunjukan banyaknya kelahiran hidup dari 1000 wanita pada kelompok usia tertentu dalam waktu 1 tahun. Misalnya:
1.
o Usia balita
o Usia lanjut
o Penduduk kelompok usia tertentu yang mempunyai resiko mati tinggi
Angka kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Adalah perbandingan antara kematian bayi yang usianya kurang dari 1 tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun tertentu.
Migrasi
Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap
Faktor pendorong (Push factor) :
• Lapangan pekerjaan di tempat asal tidak memadai
• Kurangnya sumberdaya alam
• Adanya tekanan-tekanan secara sosiologis seperti, politik, agama, dan budaya
• Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan
• Bencana alam
Faktor penarik (Pull factor)
• Banyaknya lapangan pekerjaan
• Pendidikan yang lebih baik
• Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang mrenguntungkan/mendukung
• Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Angka migrasi masuk (Mi)
Menunjukkan jumlah pendatang (imigran) tiap 1.000 penduduk tempat tujuan selama 1 tahn.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah akumulasi penduduk yang terpencar dalam suatu daerah atau wilayah dan dalam waktu tertentu
Adanya perbedaan persebaran dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya dipengaruhi oleh faktor alami dan nonalami yang saling terkati
• Faktor alami adalah ketersediaan lingkungan alam, seperti kesuburan tanah, iklim, relief, dan sumber alam
• Faktor nonalami adalah ketersediaan berbagai fasilitas umum yang dibutuhkan, seperti lembaga pendidikan, pusat perkantoran, pabrik dan rumah sakit
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan rata-rata penduduk per km2 pada suatu wilayah
a. Kepadatan penduduk aritmatik
Perbandingan antara jumlah penududuk dengan seluruh luas wilayahJumlah penduduk (jiwa)Luas wilayah ( km2 )
b. Kepadatan penduduk agraris
Perbandingan antara penduduk yang mempunyai aktivitas di sektor pertanian (petani) dan luas lahan yang dapat diolah untuk pertanianJumlah petani (jiwa)Luas lahan pertanian ( km2)
c. Kepadatan penduduk fisiologis
Perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan pertanianJumlah penduduk (jiwa)Luas lahan pertanian ( km2)
d. Kepadatan penduduk ekonomi
Perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan menurut kapasitas produksinya.
Mengingat sulitnya menentukan kapasitas produksi suatu wilayah, perhitungan kepadatan penduduk ekonomi jarang dipergunakan.

Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70oF atau sekitar - 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.
Eksosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal
BIOSFER
Biosfer secara etimologi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya kehidupan di bumi.
Biosfer merupakan lapisan tipis, hanya 9.000 meter di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu meter di bawah permukaan laut. Biosfer merupakan organisasi kehidupan yang sangat kompleks dan hanya dijumpai di planet Bumi dalam Tata Surya, bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya kehidupan di planet lain seperti di bumi.
Gagasan Biosfer pertama kali diutarakan oleh Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945), seorang ilmuwan dari Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah sistem kehidupan yang terbuka dan senantiasa berkembang sejak dimulainya sejarah bumi.
Organisasi Biosfer
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana (protoplasma) ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks.
1. Protoplasma
Zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang kompleks seperti lemak, protein, dan sejenisnya.
2. Sel
Satuan dasar suatu organisme dan terdiri atas protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran.
3. Jaringan
Kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama, misalnya jaringan otot.
4. Organ
Bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan dan manusia, daun atau akar pada tumbuhan.
5. Sistem organ
Kerja sama antara struktural dan fungsional yang harmonis, misalnya kerja sama antara mata dan telinga, antara daun dan batang pada tumbuhan.
6. Organisme
Suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi
Kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu daerah tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di Ujung Kulon.
8. Komunitas
Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu. Pada daerah tersebut tiap populasi saling berinteraksi. Misalnya, populasi harimau berinteraksi dengan populasi gajah di Sumatra Selatan, populasi ikan emas berinteraksi dengan populasi ikan mujaer di kolam.
9. Ekosistem
Tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara), yang secara bersama - sama membentuk suatu sistem ekologi.
Misalnya, ekosistem hutan mangrove di Segara Anakan atau ekosistem air tawar di Danau Toba

Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari kata hydro artinya air dan sphaira artinya lapisan, hidrosfer adalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi kita. Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi. Hampir tiga perempat bumi tertutup oleh air seperti pada samudera, laut, danau, sungai, rawa, kolam, penampungan air, dan sebagainya, termasuk di atmosfer dalam wujud gas. Jumlah total air di bumi termasuk cairan, gas dan es sekitar 336 juta mil kubik (1,4 miliar kilometer kubik), dan sebanyak 97,2% berada di samudera. Gejala air yang tersebar di permukaan bumi disebut hidrosfer.
Siklus Air (hidrologi)
Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke Atmosfer
Siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi: Siklus pendek Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus pendek? Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.
Siklus menengah
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
Siklus panjang
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan prosesnya paling lengkap.
Komponen Siklus Hidrologi
Unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi,
Evaporasi (presipitasi)
Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Transpirasi
Merupakan proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuh - tumbuhan melalui bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.
Evapotranspirasi
Merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
Kondensasi
Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
Presipitasi (Hujan)
Presipitasi atau Curah Hujan ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
Adveksi
Merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
Infiltrasi (Perkolasi)
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
Surface run off
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Infiltrasi
Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori - pori tanah.
Intersepsi
Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon.
Sumber Informasi
Data dan Informasi yang digunakan pada artikel ini berasal dari,
1. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi (Drs. Ali Rifai, dkk). Surabaya: Bina Ilmu, 1987
2. Catatan Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Jakarta: Pendidikan Geografi - Universitas Negeri Jakarta, 1999
3. Catatan Mata Kuliah Hidrologi. Jakarta: Pendidikan Geografi - Universitas Negeri Jakarta, 2001

PEDOSFER

Ciri dan Proses Pembentkan Tanah
Mungkin diantara kalian sering mendengar istilah tanah? Pernakah tersirat tentang bagaimana dan seperti apakah proses pembentukan tanah? Untuk itu mari kita sama sama membahas tentang tanah. Tanah adalah akumulasi tubuh alam yang menempati sebagian besar permukaan bumi. Tanah mampu menumbuhkan tanaman dan mempunyai sifat – sifat sebagai akibat dari pengaruh iklim. Jasad-jasad hidup yang mempengaruhi bahan induk tanah dalam keadaan dan waktu tertentu dapat berkembnag biak di dalamnya.
Tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang terdiri dari bahan – bahan an-organik yang disebut mineral dan didapat dari batuan yang telah mengalami pelapukan. Bahan – bahan an-organik ini terdiri dari sisa – sisa makhluk hidup yang telah lapuk. Berubahnya bahan – bahan an-organik dan bahan organik menjadi butir – butir tanah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari;
2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air;
3. Akar tumbuh – tumbuhan dapat memecah batu – batuan sehingga hancur;
4. Binatang – binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan menghancurkan batuan;
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa – sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.
Gambar animasi di atas memperlihatkan bagaimana akar tumbuhan hancur menerobos dan memecahkan batuan sehingga.
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Faktor-faktor pembentuk tanah
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain:
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah Suhu dan Curah Hujan.
2. Organisme (vegetasi, jasad renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti a) membuat proses pelapukan. b) membantu proses pembentukan humus. c) pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. d) memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.
3. Bahan induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
4. Topografi atau relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus.
Konsep pedon dan profil tanah
Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah (bahan induk tanah). Pedon merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunyai ukuran tiga dimensi. Luas pedon berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari pedon-pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2, sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas. Profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut [[Horizon Tanah]]. Setiap horizon tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah.
Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih dapat dijangkau oleh akar tanaman. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R (Bed Rock).
Warna tanah
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik berarti semakin gelap warna tanah. Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut,
1. Hue
warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value
menunjukkan kecermelangan cahaya.
3. Chroma
menunjukkan kemurnian relatif panjang gelombang cahaya dominan.
Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan warna baku pada buku Munsell Soil Colur Chart dengan warna tanah. Warna tanah akan berbeda bila tanah dalam keadaan basah, lembab, atau kering.
Struktur dan tekstur tanah
Struktur Tanah
Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut.
1. Lempeng (Platy),
ditemukan di horizon A.
2. Prisma (Prosmatic)
ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
3. Tiang (Columnar)
ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
4. Gumpal bersudut (Angular blocky)
ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
5. Gumpal membulat (Sub angular blocky)
ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
6. Granuler (Granular)
ditemukan pada horizon A.
7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
Tekstur Tanah
Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.
Sistem klasifikasi tanah
Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab banyak negara yang menggunakan sistem klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh negara tersebut. Nama golongan tanah dengan membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata latin solum.
Jenis - Jenis Tanah di Indonesia
Sebagian besar Jenis Tanah Di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain,

1. Tanah Gambut atau tanah organik
2. Aluvial
3. Regosol
4. Litosol
5. Latosol
6. Grumosol
7. Podsolik Merah Kuning
8. Podsol
9. Andosol
10. Mediteran Merah Kuning
11. Hidromorf Kelabu (gleisol)
12. Tanah Sawah (Paddy soil)

Kerusakan Tanah dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini merupakan dampak pemanfaatan lingkungan yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang sangat terasa dalam kehidupan manusia adalah berkurangnya lahan subur yang menjadikan semakin menipisnya lahan yang bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan agraris manusia.


Gambar : profil tanah
(dikutip dari buku Rahmanu Muryati, kalingan macan M . Idianto. GEOGRAFI Kelas 1 SMU ; Rakaditu, hal 83 )
Profil tanah pada gambar di atas memperlihatkan beberapa lapisan tanah secara vertikal dari permukaan bumi (bagian atas) sampai batuan induk.
Tahukan kalian jenis–jenis tanah yang ada di Indonesia? Tanah di Indonesia dibedakan menjadi
8 jenis tanah, yaitu : tanah podzolit, tanah organosol, tanah aluvial, tanah kapur, tanah vulkanis, tanah pasir, tanah humus, dan tanah laterit.

Untuk lebih jelasnya kita akan lihat pada tabel jenis tanah yang di dalamnya dibahas mengenai terjadinya, sifatnya dan persebarannya
Tabel jenis tanah dilihat dari terjadinya, sifatnya, dan persebarannya. Dikutip dari (Wardiyatmoko, GEOGRAFI SMA Kelas X : Erlangga hal 169 – 170 )
Sumber Informasi
Data dan Informasi yang digunakan pada artikel ini berasal dari,
1. Pengantar Geografi Tanah (Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo). Yogyakarta: Fakultas Geografi - Universitas Gadjah Mada, 1983
2. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis (Sarwono Hardjowigeno). Jakarta: Akademika Pressindo, 1993
3. Atmosfer benda langit
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer"
Kategori: Atmosfer


LITOSFER


Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :

(1)Batuan Beku
Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :
(a)Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat.
Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
(b) Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
(c) Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat. Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.

(2) Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.pasira. Batuan sedimen klitik stalaktit dan stalakmitb. Batuan sedimen kimiawi lapisan humus dari hutanc. Batuan sedimen
organik

(3) Batuan Malihan
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan.
Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi. INTAN !!!!

laporan praktikum tanah

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI PROFIL TANAH
DI DESA BLIBIS BOYOLALI



Oleh:



Jumadi A.610090005
Wiji winarsih A.610090038
Dwi wijanarko A.610090047
Heri qurniawan A.610090015

Dwi indah Patmawati A.610090034
Dhanu pradiksatama A.610090045
Ibnu prawanca A.610090028
Muh. Anwar Samsul H A.610090021


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010

KATA PENGANTAR

Yang pertama kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikanya laporan praktikum identifikasi tanah ini, sehingga dapat kami jilid dan kami sajikan guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum geografi tanah.
Juga kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu terselesaikanya laporan ini. Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak ibu dosen pengampu yang telah sangat membantu dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporam praktikum ini.
Laporan ini kami buat berdasarkan data-data yang telah kami peroleh dilapangan, setelah melakukan penelitian dan percobaan di daerah Blibis, Boyolali. Data-data yang kami peroleh kemudian kami olah sehingga mudah dalam pemahamanya.
Penelitian kami laksanakan dengan menggunakan beberapa peralatan yang telah kami siapkan untuk membantu dalam proses identifikasi profil tanah. Selain itu kami juga memilih lokasi penelitian yang baik sehingga dapat memudahkan dalam proses identifikasi profil tanah.
Dengan terselesaikanya laporan praktikum ini kami berharap dapat bermanfaat untuk kita semua. Dan semoga dengan laporan pratikum ini kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami mengenai profil, tesktur, dan sifat-sifat fisik tanah.
Dan besar harapan kami selaku penyusun atas sumbangan semua pihak atas saran dan kritiknya sehingga dapat menyempurnakan lagi laporan praktikum ini. Dan kami ucapkan terimakasih.

Surakarta, 01 mei 2010

Penyusun




II
DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................I
KATA PENGANTAR......................................................................II
DAFTAR ISI...................................................................................III
BAB I
KONDISI GEOGRAFI...............................................................1
BAB II
LANDASAN TEORI...................................................................2
1. Definisi tanah.....................................................................2
2. Profil tanah.........................................................................2
3. Sifat fisik tanah..................................................................3
BAB III
ALAT DAN BAHAN..................................................................7
BAB IV
IDENTIFIKASI PROFIL TANAH.............................................8
A. PENGAMATAN PROFIL TANAH......................................8
B. IDENTIFIKASI SIFAT FISIK TANAH...............................10
1. Warna................................................................................10
2. Tesktur..............................................................................10
3. Struktur.............................................................................11
4. Konsistensi........................................................................11
BAB V
HASIL IDENTIFIKASI PROFIL TANAH................................12
BAB VI
KESIMPULAN...........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................18
LAMPIRAN......................................................................................19



III
BAB I
KONDISI GEOGRAFIS

Pada daerah yang kami teliti letaknya di daerah dataran yang berbukit. Yang terletak didesa Blibis, kelurahan Kenteng, kecamatan Nogosari, kabupaten Boyolali. wilayah itu terletak di sebelah barat kota surakarta yang arah ke bandara adi sumarmo ke utara.
Secara geografis letaknya berada pada daerah perbukitan atau lereng yang landai yang telah mengalami banyak perubahan yang dikarenakan faktor-faktor alam yang sangat mempengaruhi pembentukan tanah di daerah tersebut. Faktor yang dominan yang mempengaruhi pembentukan tanah didaerah tersebut adalah dari aktifitas vulkanik, sehingga banyak lapisan tanah di dominasi oleh batuan yang berasal dari aktifitas vulkanik.
Selain itu di daerah tersebut juga telah terjadi banyak akifitas tenaga geologi baik tenaga endogen ataupun tenaga eksogen, sehingga bentuk permukaan tanah tidak lagi rata dan menjadi bergelombang atau berbukit walaupun tidak begitu tinggi sehingga dapat didefinisikan sebagai dataran yang bergelombang.
Karena faktor tenaga geologi tersebut maka lapisan tanah pun menjadi terpengaruh. Hal yang pertama lapisan tanah tidak rata dan tidak membentuk garis lurus karena terpotong oleh pergerakan massa atau longsor sehingga bentuk profil tanah menjadi sangat berfariasi. Yang kedua karena faktor tenaga endogen banyak perlapisan yang terangkat sehingga menyebabkan lonsor tersebut.









1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI TANAH
1. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX) Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).
2. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)
Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo = gumpal tanah.
Tanah: adalah bahan padat yang (mineral atau organik) unconsolidated yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu.
3. Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)
Kata Edaphos = bahan tanah subur.
Tanah adalah media tumbuh tanaman

B. PROFIL TANAH

Profil tanah adalah penampang tegak lurus/vertikal tanah yang menunjukkan lapisan-lapisan tanah atau horison.
Horizon tanah adalah lapisan-lapisan yang kurang lebih seragam di dalam profil, batas antar horizon yang bertetangga sejajar atau hampis sejajar dengan permukaan tanah. Pengenalan awal horizon dapat dilakukan secara visual dengan membedakan perubahan yang terjadi dari horizon satu dengan yang lain.
Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sbb:




2
Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B

Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A

Lapisan Tanah Bawah : E – B

O –A – E – B - C – R.




C. SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
1. Warna
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah.
Berdasarkan Munsell Soil Color Chart,yang berupa buku yang berupa diagram warna baku yang tersusun tiga variabel, yaitu:
a. Hue
Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya
b. Value
Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.
c. chroma.
Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya.



3
2. Tekstur
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

• Pasir : apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
• Pasir Berlempung : apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
• Lempung Berpasir : apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
• Lempung : apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
• Lempung Berdebu : apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
• Debu : apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
• Lempung Berliat : apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
• Lempung Liat Berpasir : apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
• Lempung Liat Berdebu : apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
• Liat Berpasir : apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.

4
• Liat Berdebu : apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
• Liat : apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

3. Struktur
Struktur tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk. Keenam bentuk tersebut adalah:
• Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horison A.
• Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
• Prisma (prismatik), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
• Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulot, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
• Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
• Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.






5


4. Konsistensi tanah.
Konsistensi tanah adalah tingkat kerekatan antar partikel-partikel tanah dalam keadaan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor alam.
Konsistensi tanah dapat dibedakan antara lain:
a. konsistensi basah

• tidak lekat
• agak lekat
• lekat sangat
• lekat

b. Konsistensi lembab

• Lepas-lepas
• Sangat gembur
• Gembur
• Teguh
• Sangat teguh
• Luar biasa teguh

c. Konsistensi kering

• Lepas-lepas
• Lunak
• Agak keras
• Keras
• Sangat keras
• Luar biasa keras



6
5. Plastisitas
Plastisitas adalah kemampuan suatu partikel tanah untuk dibentuk dan tingkat ketetapan bentuk tersebut dalam keadan basah.
• Tidak plastis
• Agak plastis
• Plastis
• Sangat plastis

BAB III
ALAT DAN BAHAN
1. Peralatan
Pengamatan profil tanah di lapangan memerlukan beberapa alat dan bahan demi kelancaran pengamatan kami kenggunakan Perlatan dan bahan tersebut meliputi :
• Cangkul, garpu tanah, linggis, dan sekop untuk menggali lubang penampang/profil tanah dengan membuat sisi penampang tegak lurus ke bawah berukuran panjang X lebar = 1,0 X 2,0 m dan kedalaman 1,5-2,0 m atau tergantung dari penampang kontrol kedalaman dari masing-masing ordo tanah.
• Meteran duigunakan untuk mengukur ketebalan dan batas lapisan antar horison selain itu digunakan untuk mengukur ketebalan Horizon, juga untuk pengambilan dokumentasi agar angka-angka kedalamannya terlihat jelas.
• Pisau untuk menarik garis atau menandai batas lapisan, perbedaan warna, mengambil gumpalan tanah untuk melihat struktur, tekstur; gumpalan bahan kasar dan mengambil contoh tanah.
• Penusuk berupa paku besar atau kayu
• Palu digunakan untuk memecah batuan dan tanah yang akan diamati, mengambil contoh batuan, serta mengukur kekerasan padas atau konkresi.
• Botol semprot berisi air, untuk membasahi tanah yang akan ditentukan kelas tekstur dan konsistensi tanahnya secara manual di lapangan serta warna tanah. .
• Kamera digunakan untuk dokumentasi dari profil tanah.

7
2. Bahan
• Air bersih (dalam botol plastik) untuk membasahi massa tanah guna penetapan tekstur dan konsistensi dalam keadaan lembap dan basah, dan untuk melembapkan penampang tanah jika terlalu kering.
• Kantong plastik untuk tempat contoh tanah. -Kertas label untuk memberi tanda/kode pada contoh
• tanah yang ditempatkan di dalam dan luar kantong plastik.
• Tabel penampang tanah dalam format data untuk mencatat semua gejala dan ciri morfologi tanah secara sistematis dari penampang tanah dan lingkungan sekitarnya .


BAB IV
IDENTIFIKASI PROFIL TANAH

A. PENGAMATAN PROFIL
Langkah-langkah pengamatan profil tanah:
1. Pengambilan contoh tanah
Pengambilan contoh tanah merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian tanah khususnya dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah. Contoh tanah yang diambil menjadi ”sample” atau mewakili (representiative) satuan-satuan tanah. Contoh tanah merupakan refleksi dari satu titik pengamatan yang diwakili hanya dengan beberapa kilogram tanah. Selanjutnya tanah yang hanya beberapa kilogram dari contoh tersebut dianggap mewakili wilayah yang luas hingga puluhan hektar atau km2.
Pengambilan contoh dilakukan setelah profil tanah dibuat dan telah dibersihkan dari lapisan paling atas ke arah bawah, namun horizon-horizon yang terlalu tipis atau terlalu heterogen, Horizon peralihan, tidak perlu diambil contohnya.


8

Setiap Horizon cukup diambil contoh tanahnya 0,5 sampai 1,0 kg. Tetapi untuk tanah bertekstur kasar (berpasir dan berkerikili), contoh tanah yang diambil lebih banyak. Agar contoh tanah dari satu Horizon tidak terkontaminasi dengan tanah dari Horizon lain, maka pengambilan contoh tanah harus dimulai dari Horizon atau lapisan paling bawah, bukan dari Horizon paling atas.
Selain sampel tanah yang diambil di setiap horizon, maka untuk beberapa pengukuran diperlukan tanah utuh atau dikenal dengan undisturbed soil sample yaitu contoh tanah yang diambil menggunakan ring atau tabung, dari beberapa lapisan. Sampel tanah utuh ini digunakan untuk pengukuran bulk density (B.D), permeabilitas, dan daya hantar hidraulik.
2. Memberikan batas antar horizon
Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengelompokan horizon tanah sehingga mempermudah dalam mempelajari setiap horizon tanah. Setiap horizon tanah yang diteliti akan dicatat dalam tabel hasil penelitian.
3. Mengukur profil tanah
Dalam mengukur profil tanah banyak hal yang harus diperhatikan yaitu batas antara horison harus diberi tanda terlebih dahulu sehingga akan mempermudah dalam pengukuran. Pengukuran dilakukan dari atas sampai kebawah dam dicatat hasilnya tiap horison sehingga kita tau ketebalan tiap-tiap horizon tanah
4. Membedakan antara horizon tanah
Untuk membedakan tiap horizon tanah tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri tiap horizon tanah sehingga kita dapat menentukan termasuk horizon apa pada lapisan tersebut. Kita dapat membedakan dari warna dan tesktur tiap-tiap lapisan tanah






9.

B. IDENTIFIKASI SIFAT FISIK TANAH
1. Warna
langkah-langkah identifikasi warna
 mengamati warna tanah di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sehingga kejelaan warna dapat dilihat.
 Menentukan warna tanah pada tiap-tiap horison
 Mengambil contoh tanah lembab (jika mungkin kering dan lembab)
 tanah yang digunakan tidak mengkilap (kecuali pada warna bidang struktur). Untuk tujuan khusus, perlu ditambahkan warna tanah setelah dihancurkan atau diremas.














2. Tesktur
Langkah-langkah dalam menentukan tesktur tanah:
 Mengambil sampel tanah dari tiap-tiap horison.
 Menekan contoh tanah tersebut dengan jari telujuk dan jempol.
 Kemudian merasakan tesktur tanah tersebut halus kasar atau butir jadi kita dapat menentukan tesktur tanah tersebut ternasuk pasir, liat atau debu.
10
 Mengamati contoh tanah tersebut dalam keadaan basah dengan cara membasahi contoh tanah tersebut
 Kita menekan contoh tanah tersebut dan mengamati pada waktu contoh tanah basah.
 Kita juga dapat mengunakan tabel dalam menetukan tesktur tanah









3. Struktur
Langkah-langkah dalam mengidentifikasi struktur tanah:
 Menyiapkan contoh tanah yang diamati
 Menyiapkan materi jenis-jenis struktur tanah untuk memudahkan dalam menentukan struktur tanah
 Kita liat tanah tiap-tiap horizon tanah dan kemudian membedakan bentuk-bentuk struktur tanah tersebut
 Mencatat hasil identifikasi kedalan tabel yang sudah disiapkan

4. Konsistensi
Langkah-langkah dalam menetukan konsistensi tanah ;
 Mengambil contoh tanah dari tiap horizon tanah
 Mengamati contoh tanah tersebut
 Membasahi tanah tersebut agar mudah dibentuk
 Membentuh tanah tersebut menjadi lilitan bulat panjang
 Mengamati lagi konsisitensi atau kemampuan tanah tersebut untuk dibentuk lilitan
11

BAB V
HASIL IDENTIFIKASI PROFIL TANAH
A. PROFIL TANAH
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada profil tanah di daerah blibis Boyolali dengan ketinggian profil tanah 4,5 meter. Terdapat banyak horizon karena telah terjadi banyak aktifitas vulkanik .horizon tanah berulang.
Dan kami mengunakan sedikit contoh lokasi untuk penelitian kami karena terlalu banyak variasi yang terdapat pada lokasi yang pada dasarnya secara tesktur dan struktur sama tetapi tiap lokasi mempunyai susunan profil dan horizon yang berbeda-beda karena aktifitas vulkanik ataupun aktifitas pergerakan massa. Berdasarkan lokasi tersebut kami maka dapat kami laporakan sebagai berikut:
 Ketingian lokasi 4,5 meter.
 Tanah didominasi oleh pasir, batu kerikil dan tanah liat.
 Secara umum tanah berwarna cokelat merah
 Jumlah horison 19 dengan susunan berulang.
 Aktifitas yang paling mempengaruhi pembentukan tanah adalah vulkanik.
 Topografi Lokasi di daerah dataran yang berbukit landai.
 Lokasi adalah bekas penambangan tanah

B. HORIZON TANAH
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dapat kami uraikan sebagai berikut:
1. Lapisan yang pertama.
Terdapat 5 horison tanah yang secara umum bertesktur lempung berpasit dan ada batuan mulai yang ber ukuran kerikil sampai berukuran besar. Lapisan yang pertama ini adalah lapisan yang paling atas sehingga masih mempunyai lapisan horizon O atau bisa disebut horizon organik. Ketebalan lapisan ini sekitar 170 cm. Keadan tanah relatif basah karena terletak di lapisan yang paling atas.



12
Dan dari lapisan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Horizon O:
• Ketebalan horizon ini sekitar 20 cm
• Warna
• Tesktur lempung berpasir
• Struktur granular
• Konsistensi
Horizon A
• Ketebalan sekitar 60 cm
• Tesktur lempung berpasir
• Struktur granular
• Konsistensi tanah basah lekat
Horizon B
• Ketebalan sekitar 40 cm
• Warna tanah hitam kekuningan tetapi didominasi warna hitam
• Terdapat bebatuan dan kerikil
• Tesktur lempung berpasir
• Struktur tanah granular
• Konsistensi tanah basah lekat
Horizon C
• Ketebalan 30 cm
• Warna cokelat agak putih
• Tesktur lemoung berpasir
• Struktur bloky
• Konsistensi tanah lembab teguh
Horizon R
• Ketebalan 20 cm
• Warna cokelat kuning
• Tesktur lempung berpasir
• Konsistensi tanah lembab lepas-lepas
13
2. Lapisan yang kedua
Pada lapisan ini didominasi oleh pasir yang sangat gembur dan padat banyak terdapat batu batu kecil dan krikil yang diperkirakan karena aktifitas vulkanik. Dan dari lapisan yang kedua ini dapat di uraikan sebagai berikut:
Horizon A
• Ketebalan 20 cm
• Warna putih cokelat
• Tesktur pasir berdebu padat
• Struktur remah
• Konsistensi tanah lembab lepas-lepas
Horizon B
• Ketebalan 30 cm
• Warna hitam putih
• Tesktur pasir berkrikil
• Struktur remah
• Konsistensi tanah sangat gembur
Horizon C
• Ketebalan 10 cm
• Warna hitam cokelat
• Tesktur pasir berdebu
• Struktur
• Konsistensi tanah lembab gembur
Horizon R
• Ketebalan 20 cm
• Warna hitam agak keputihan
• Tesktur pasir berdebu
• Konsistensi tanah lembab teguh




14
3. Lapisan yang ketiga
Pada lapisan yang ketiga terletak di tengah dengan ketebalan lapisan sekitar 50 cm yang didominasi oleh pasir dan liat yang berdebu. Konsentrasi tanah pada lapisan ini sudah sangat kuat jadi banyak horison yang bersifat teguh. Dan warna yang mendominasi adalah cokelat hitam.
Horizon A
• Ketebalan 10 cm
• Warna putih cokelat
• Tesktur debu berpasir
• Struktur granular
• Konsistensi tanah lembab teguh
Horizon B
• Ketebalan sekitar 20 cm
• Warna cokelat
• Tesktur debu
• Struktur columnar
• Konsistensi tanah sangat teguh
Horizon C
• Ketebalan sekitar 10 cm
• Warna hijau kekuningan
• Tesktur debu berliat
• Struktur bloky
• Konsistensi tanah sangat teguh
Horizon R
• Ketebalan sekitar 10 cm
• Warna hitam cokelat
• Tesktur liat berdebu
• Konsistensi tanah lembab gembur



15
4. Lapisan yang keempat
Di lapisan yang keempat ini mempunyai ketebalan sekitar 120 cm yang didominasi warna hitam dan cokelat. Pada lapisan profil tanah ini secara umum mempunyai tesktur liat berdebu dan berwarna hitam.
Horizon A
• Ketebalan sekitar 50 cm
• Warna putih hitam
• Tesktur debu
• Struktur bloky
• Konsistensi tanah lembab teguh
Horizon B
• Ketebalan sekitar 40 cm
• Warna hitam agak putih
• Tesktur liat berpasir
• Struktur columner
• Konsistensi tanah lembab teguh
Horizon C
• Ketebalan sekitar 20 cm
• Warna cokelat tua
• Tesktur liat berdebu
• Struktur bloky
• Konsistensi tanah basah lekat
Horizon R
• Ketebalan sekitar 20 cm
• Warna hitam kecokelatan
• Tesktur liat
• Konsistensi tanah basah lekat




16
5. Lapisan yang kelima
Pada lapisan yang terakhir tidak dapat kami uraikan dengan jelas dan lengkap karena profil tanah belum dibuka tetapi dimengkinkan terdap horizon C dan horizon R. Secara umum lapisan ini berwarna putih kecokelatan dan bertesktur liat berdebu. Dan untuk lebih jelaskan dapat kami uraikan sebagai berikut:
Horizon A
• Ketebalan sekitar 30 cm
• Warna putih agak kecokelatan
• Tesktur liat berdebu
• Struktur lempeng
• Konsistensi tanah basah lekat
Horizon B
• Ketebalan sekitar 20 cm
• Warna cokelat
• Teskturliat berdebu
• Struktur columner
• Konsistensi tanah basah lekat












17
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan percobaan yang telah dilakukan maka dapat kami simpulkan beberapa hal yang menjadi inti pokok dalam laporan praktikum identifikasi profil tanah yaitu:
 Pembentukan tanah dilokasi penelitian dipengaruhi oleh faktor topografi, waktu, iklim dan aktifitas manusia
 Faktor yang berpengaruh dalam pembentukan struktur dan tesktur tanah di daerah tersebut adalah vulkanik dan pergerakan massa
 Tanah didominasi oleh pasir, batu kerikil dan tanah liat.
 Secara umum tanah berwarna cokelat merah.
 Topografi di daerah dataran yang berbukit landai.
 Lapisan horison berulang karena faktor vulkanik
 Lapisan horison tidak teratur karena terjadinya pergerakan massa



DAFTAR PUSTAKA

Materi-materi perkuliah geografi tanah
www.wikipedia.go.id/dmdocuments/geografi/dt00098

www. Google.co.id/geografi tanah/ upn/st.87/com

oseanografi

Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan γράφειν atau graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut; dan aliran berbagai zat kimia dan sifat fisik didalam samudera dan pada batas-batasnya. Topik beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli oceanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan memahami proses di dalamnya: biologi, kimia, geologi, meteorologi, dan fisika.
Beberapa sumber lain berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang membedakan antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang laut. Dalam arti yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah mengenai laut dengan cara menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia, matematika, dan lain-lain ke dalam segala aspek mengenai laut.
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut.
Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W. Thomson (yang berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (yang berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka di dalam laporan yang diedit oleh Murray. Selanjutnya Murray menjadi pemimpin dalam studi berikutnya mengenai sedimen laut. Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi oseanografi internasional yang pertama kali didirikan adalah The International Council for the Exploration of the Sea (1901).
Ilmu oceanografi dapat dibagi menjadi beberapa cabang:
• Biologi laut atau oceanografi biologi, ilmu mengenai tumbuhan, binatang dan mikrobe (biota) samudera dan interaksi ekologi mereka;
• Oceanografi kimia atau kimia laut, ilmu mengenai kimia samudera dan interaksi kimianya dengan atmosfer;
• Geologi laut atau oceanografi geologi, ilmu mengenai geologi dasar laut termasuk tektonik lempeng;
• Oceanografi fisika ilmu mengenai ciri fisik samudera termasuk struktur suhu-salinitas, pencampuran, ombak, pasang, dan arus;
• Rekayasa laut mencakup disain dan membangun anjungan minyak, kapal, pelabuhan, dan struktur lainnya sehingga memungkinkan kita untuk menggunakan samudera dengan bijaksana.
Cabang-cabang tersebut menunjukkan bahwa banyak ahli oceanografi pada awalnya mendapat pendidikan ilmu pasti atau matematika dan kemudian menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan interdisipliner mereka untuk oceanografi[1]

foto museum karst





pegunungan karst

Proses pembentukan karst

Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Daerah ini disebut karst asli.

Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidrolik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst (karst palsu).

sumber lain (terdapat gambar animasi penjelasan): http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=188&fname=all.htm
[sunting] Ekosistem karst

Ekosistem karst memiliki keunikan, baik secara fisik, maupun dalam aspek keanekaragaman hayati.
[sunting] Biota gua

Belum banyak jenis biota gua Indonesia yang diungkapkan. Baru beberapa jenis udang gua (Macrobrachium poeti), kalajengking gua dari Maros (Chaerilus sabinae), kepiting gua buta (Cancrocaeca xenomorpha), kepiting mata kecil (Sesarmoides emdi), isopoda gua (Cirolana marosina), Anthura munae, kumbang gua (Eustra saripaensis), Mateullius troglobiticus, Speonoterus bedosae, ekorpegas gua (Pseudosinella maros), Stenasellus covillae, S. stocki, S. monodi, dan S. javanicus dari karst Cibinong.

GUA DAN PENGHUNINYA

Pendahuluan | Definisi Karst | Kehidupan Gua Potensi Kawasan Karst | Penutup

Pendahuluan

Take nothing but picture, Kill nothing but the time, Leave nothing but footprint , (Mengambil tak lain hanya foto, membunuh tak lain hanya waktu, meninggalkan tak lain hanya jejak kaki), motto tersebut merupakan pegangan para penelusur gua yang pada intinya bagaimana menelusuri keindahan gua tanpa perlu merusak dan mengganggunya. Gua merupakan salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping merupakan kawasan yang unik serta kaya akan sumber daya hayati dan non hayati.

Indonesia mempunyai kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya.

Batu gamping sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen, dengan eksplorasi yang tidak bijaksana, lambat laun warisan dunia yang unik dan terbentuk ribuan tahun ini akan hilang dan hanya menjadi cerita anak cucu kita kelak, jika kita tidak ikut membantu melestarikannya.